TPK Desa Pringsari Bertekad Menurunkan Angka Stunting Di Masyarakat. - SUARAKPK

BERITA HARI INI

Home Top Ad


Penghargaan dari Kedubes Maroko


 

14 April 2025

TPK Desa Pringsari Bertekad Menurunkan Angka Stunting Di Masyarakat.


 

Semarang, Suarakpk.com- Bupati Semarang H Ngesti Nugraha belum lama ini dalam pertemuan rembug stunting mengapresiasi penurunan angka stunting di Kabupaten Semarang. Ia optimistis gerakan orang tua asuh cegah stunting (Genting) dapat mempercepat penurunan angka balita gizi buruk di Kabupaten Semarang.


“Stunting merupakan tantangan yang harus kita atasi bersama. Dalam Rembug Stunting Kabupaten Semarang 2025, kami satukan tekad dan langkah bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) untuk mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan unggul,” ujarnya saat membuka Rembug Stunting Kabupaten Semarang 2025 di pendopo Rumah Dinas Bupati.


Untuk membantu tugas  penurunan stunting dimasyarakat maka pemerintah membetuk Tim Pendamping Keluarga ( TPK ) Sampai dengan tingkat desa.


"Tim Pendamping Keluarga (TPK) bertugas melakukan pendampingan kepada keluarga yang berisiko stunting. Pendampingan ini bertujuan untuk mencegah stunting dan meningkatkan akses informasi dan pelayanan kepada keluarga", hal tersebut diungkapkan oleh Andriyas Pujo Verawati selaku ketua TPK desa Pringsari, kec Pringapus, Kabupaten Semarang saat pertemuan halal bi halal bersama kader TPK bertempat di cafe Lelungan Ngempon pada hari Minggu ( 13 / 4 / 2025 ).


TPK dibentuk oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). TPK terdiri dari bidan, kader TP PKK, dan kader KB. TPK bekerja di bawah koordinasi Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)


Menurut Verawati sasaran kerja  TPK adalah ibu hamil, ibu nifas , balita dibawah 2 tahun  dan calon pengantin. Adapun tugas kerjanya adalah

1.Pendataan Baduta (Bayi di Bawah Dua Tahun). Tim TPK mengunjungi keluarga yang memiliki bayi di bawah usia dua tahun lalu mencatat informasi penting seperti usia bayi, berat badan, tinggi badan, dan kondisi kesehatan secara umum. Hal ini membantu untuk memastikan perkembangan kesehatan yang optimal pada tahap awal kehidupan mereka sehingga terhindar dari stunting. Untuk kunjungan bayi ini dilakukan satu kali  tiap bulan.


2.Pendataan Ibu Hamil. Petugas TPK juga melakukan kunjungan rutin ke ibu hamil. Selain mencatat data demografis, petugas TPK mencatat perkembangan kehamilan, kesehatan ibu, dan memberikan informasi serta dukungan yang diperlukan. Ini membantu memastikan ibu hamil mendapatkan perawatan yang sesuai selama masa kehamilan mereka. Dilakukan sebulan satu kali  kunjungan kepada ibu hamil.


3.Kunjungan Ibu Pasca Salin 

Kunjungan ibu  Nifas bertujuan untuk  Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi masa nifas,

Rujukan jika diperlukan dan pendampingan pada kasus rujukan,

KIE dan Komunikasi Antar Pribadi/Konseling. Kunjungan ini dilakukan sebulan sekali.


4.Pendataan Calon Pengantin. Petugas TPK juga melakukan kunjungan rutin ke calon pengantin. Selain mendata calon pengantin TPK juga membantu menginput data ke Esimil. Kunjungan ini dilakukan 2 kali sebelum dan setelah pernikahan dengan tujuan Menghubungkan calon pengantin/calon PUS kepada fasilitas kesehatan dan memastikan untuk mendapatkan fasilitasi dalam melakukan treatment (perawatan/penanganan) pencegahan stunting seperti suplemen untuk meningkatkan status gizi dalam mempersiapkan kehamilan yang sehat.


5.Laporan dan input data. Data yang sudah kumpulkan kemudian dilaporkan ke Kantor Penyuluh KB dan juga diinput ke aplikasi ELSIMIL . Ini memungkinkan pemantauan perkembangan kesehatan keluarga dan memberikan layanan yang lebih baik kepada penduduk setempat. Informasi ini juga dapat digunakan untuk perencanaan program kesehatan di masa depan.


"Kegiatan ini sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, memastikan bahwa bayi dan ibu hamil mendapatkan perawatan yang tepat, serta membantu pemerintah desa dalam perencanaan program kesehatan yang lebih baik",ujur Verawati menambahkan.


Adapun kendala dilapangan saat menjalankan tugas menurut kader TPK  Johan Prasetyo Rini adalah penjadwalan kunjungan ke sasaran TPK seperti ke ibu Hamil tidak bisa setiap saat karena ibu hamil banyak yang kerja, saat hari libur ke luar kota atau ada acara lain.


" Saya berharap dengan adanya TPK bisa membantu pemerintah menurunkan angka stunting, adapun harapan saya  kepada  pemerintah khususnya dinas DP3AKB / BKKBN  supaya  sarana penunjang dalam tugas TPK  yang belum ada supaya bisa memfasilitasi sarana prasarananya seperti alat ukur tensi, alat penimbangan berat badan ,pengukur lingkar lengan karena saat bertugas masih pinjam dari posyandu.

Aplikasi Esimil  supaya selalu di up date  karena ada kendala saat  menginput data ke Esimil kadang  eror . Untuk Honor petugas TPK  supaya ada kenaikan tiap tahunnya dan dibayarkan lancar sehingga menambah semangat kerja TPK ", Harap Kader TPK  Desy Candrawati.

.


Pelaksana tugas Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB (DP3AKB) Dwi Saiful Noor Hidayat melaporkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, Kabupaten Semarang berada di peringkat kedua terendah di Jawa Tengah saat memberikan keterangan dirembug stantung beberapa bulan lalu dipendopo dinas Bupati. Untuk itu dirinya berharap dengan adanya  TPK  bisa membantu penurunan stunting.( Endar Wiharjo).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT SUARAKPK Ke 9 (2018)