UNGARAN, suarakpk.com – Kamis pagi, 17 April 2025, suasana di Alun-Alun Bung Karno Kalirejo terasa berbeda dengan biasanya Derap langkah berpadu dengan denting gamelan, lenggak-lenggok tarian daerah, serta riuh tepuk tangan warga menyambut iring-iringan Kirab Budaya, sebuah perayaan istimewa dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-504 Kabupaten Semarang.
Kirab Budaya yang dimulai pukul 09.00 WIB itu bukan sekadar prosesi biasa tahun ini, Pemerintah Kabupaten Semarang, memilih untuk menggelar satu kegiatan seremonial, yang seluruhnya dipusatkan dalam Kirab Budaya. Sebuah keputusan yang mencerminkan semangat untuk kembali pada akar budaya, sekaligus mempererat kebersamaan masyarakat dari berbagai pelosok wilayah.
Rute kirab membentang dari Alun-Alun Bung Karno hingga Pendopo Rumah Dinas Bupati, melintasi jantung kota Ungaran yang hari itu berubah wajah menjadi panggung terbuka kebudayaan. Warga memadati ruas jalan utama, menyaksikan parade budaya yang tak hanya indah dipandang, tapi juga sarat makna.
Sebanyak 19 kecamatan se-Kabupaten Semarang turut berpartisipasi. Siswa-siswi sekolah dan kelompok kesenian daerah tampil memukau dalam balutan kostum tradisional, menampilkan tarian khas, serta membawa elemen visual budaya lokal yang mencerminkan keberagaman kultural masing-masing daerah. Tak hanya menjadi tontonan, kirab ini menjadi ruang ekspresi bagi generasi muda yang perlahan mulai jatuh cinta pada budayanya sendiri.
Bupati dan Wakil Bupati Semarang pun turun langsung, menyatu dalam barisan kirab. Kehadirannya bukan sekadar formalitas, tapi bentuk nyata dukungan terhadap pelestarian seni dan tradisi yang menjadi identitas masyarakat.
Di tengah kemeriahan, Camat Tuntang sekaligus Pelaksana Tugas Camat Banyubiru, Aris Setiawan, STTP, MM, menyampaikan apresiasinya. “Saya bangga dengan Pemerintah Kabupaten Semarang. Melalui kegiatan ini, kita bisa menumbuhkan kembali rasa cinta terhadap budaya daerah, khususnya pada generasi muda, di tengah arus modernisasi yang semakin deras,” ungkap Aris,
Lebih jauh, ia berharap kirab ini bisa menjadi pengingat kolektif akan pentingnya menjaga jati diri dan nilai-nilai kearifan lokal. “Selain menjadi hiburan yang edukatif, kirab budaya ini juga menjadi simbol semangat kebersamaan dan kebanggaan terhadap identitas daerah,” tambahnya.
Mengusung tema pelestarian budaya, peringatan HUT ke-504 ini tidak hanya menjadi selebrasi tahunan, tapi juga momentum untuk memperkuat komitmen seluruh lapisan masyarakat dalam menjaga dan menghidupkan kembali warisan leluhur. Sebab dalam setiap langkah yang menyusuri jalan, dalam setiap gerak tarian yang ditampilkan, tersimpan cerita panjang sebuah daerah yang terus bertumbuh tanpa melupakan asal-usulnya.pungkasnya (Mujib/Red).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar