MUNA, suarakpk.com
Kegigihan rakyat untuk bekerja dan menghasilkan uang, itu bukan hanya dengan berkebun dengan menanam sayur sayuran atau menanam jagung dan tanaman lainnya.
Namun dengan bermitra bersama investor kelapa sawit, mereka sudah bisa hidup membiayai keluarga dalam kehidupan sehari hari. Bahkan untuk biaya sekolah dan kuliah anaknya sudah mencukupi.
Karena saking nyamannya merasakan penghasilan dari upah kerja pembibitan kelapa sawit, maka masyarakat dari Desa Lamanu Kecamatan Kabawo, Parigi dan Desa Wasolangka Kecamatan Parigi yang kini lagi bekerja dan bermitra dengan investor kelapa sawit, mereka meminta kepada pemerintah untuk mendukungnya dan katanya seperti informasi yang telah beredar malah dikatakan tidak bermanfaat.
"Kami itu masyarakat dukung program pemerintah. Tapi kami juga mau hidup untuk kebutuhan sehari hari dan biaya sekolah serta kuliah anak anak. Karena itu kami sebagai masyarakat meminta dukungan dari pemerintah.
"Makanya dengan hadirnya investor kelapa sawit di desa kami, kemitraan terjalin dan bahkan masyarakat ikut bekerja dalam pembibitan tersebut.
"Masyarakat dapat gaji dari kerja pembibitan, dan kemudian bibit kelapa sawit tersebut akan ditanam di masing masing lahan masyarakat. Kami sudah siapkan lahan kosong kurang lebih 300 hektar dan masing masing masyarakat siapkan satu hektar"sebut Kalfan salah seorang pekerja pembibitan kelapa sawit pada media suarakpk.com.
Kata dia, sejak hadirnya investor di Muna terkhusus di Desa Bea Kecamatan Kabawo, itu sudah membantu kebutuhan masyarakat setempat.
Mulai dari kebutuhan hidup, anak sekolah dan anak kuliah serta bisa mencicil kendaraan dari gaji setiap bulanya.
"Coba bayangkan e, baru pembibitannya, kami masyarakat sudah dipekerjakan dan digaji. Itupun gajinya UMP yakni standar Rp 3.075.000 rupiah dan bahkan ada pekerja yang gajinya hingga Rp 4.000.000 rupiah.
"Selama masa pembibitan masyarakat terus bekerja dan mendapat upah. Setelah waktu yang ditentukan untuk ditanam, kelapa sawit tersebut ditanam dilahan lahan lahan masyarakat yang sudah disediakan. Dan juga dilahan investor. Itu namanya kita bermitra
"Selama musim tanam, masyarakat itu sendiri yang merawatnya. Dan selama musim tanam dan pemeliharaan, itu membutuhkan lagi ratusan bahkan sampai ribuan tenaga kerja. Dan itu pun masyarakat dapat upah. Selama masa pertumbuhan, itu masyarakat terus mendapat upah perbulannya. Begitu tiba masa panen, yang berada di lahan masyarakat, maka itu semua dijual di perusahan dengan harga yang stabil. Jadi apanya yang dirugikan buat kami sebagai masyarakat? Nah malahan ini sudah sangat membantu kami rakyat kecil dalam kehidupan sehari hari,"jelasnya.
Karena itu kami masyarakat atas nama komunitas tanam kelapa sawit Kabupaten Muna minta support dan dukungan pemerintah.
"Dukunglah kami. Dan jikalau pemerintah tidak mendukung kami, maka kami akan mencari jalan sendiri sendiri. Yang pasti bahwa di pekerjaan kelapa sawit ini, adalah satu satunya mata pencaharian masyarakat disekitar perkebunan untuk saat ini.
"Dan apabila kami betul betul dipaksakan oleh pemerintah untuk berhenti dengan berbagai dalil, maka gaji kami Rp 3.075.000 setiap bulannya untuk kebutuhan anak anak harus digantikan oleh pemerintah. Mampukah pemeirnah menggantikan gaji kami setiap bulannya dengan jumlah ratusan tenaga kerja yang saat ini hidup dari upah/gaji investor? ,"pungkasnya. (Udin Yaddi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar