MUNA, suarakpk.com -
Beginilah kalau yang dipikirkan hanya sebuah pekerjaan proyek untuk mencari sebuah keuntungan dari hasil pekerjaan tersebut, tanpa memikirkan pemeliharaannya.
Sehingga apapun pekerjaan proyek tersebut usai dikerjakan, pihak pemerintah tidak pernah memikirkan sisi pemeliharaannya.
Contohnya, lokasi eks Alun alun Kota Raha yang sebelumnya dianggap kekumuhan sehingga oleh pemerintah menganggarkan total Rp 7 milyar untuk penimbunan tahun anggaran 2023, namun hingga kini lokasi tersebut tampak seperti sebuah kebun atau hutan di dalam kota.
Karena lokasi timbunan tersebut tidak termanfaatkan hingga hari ini, sehingga samping kiri kanan dan tengah sudh ditumbuhi rumput.
Kalau proyek tersebut belum diserahkan ke pemerintah maka yang masih bertanggung jawab adalah pihak kontraktornya.
Membersihkan rumput, cabut atau tebang rumput untuk mencegah penyebaran dan kerusakan struktur alun-alun.
Atau bisa menggunakan Herbisida. Gunakan herbisida selektif yang aman bagi lingkungan dan manusia.
Menutup permukaan. Tutup permukaan dengan plastik atau geomembran untuk mencegah rumput tumbuh kembali.
Kemudian harus mencegah rumput tumbuh kembali. Yakni pemadatan, padatkan tanah untuk mencegah ruang kosong yang memungkinkan rumput tumbuh.
Penggunaan lapisan penutup. Gunakan kerikil, pasir atau tanah liat untuk mencegah rumput tumbuh.
"Mengingat timbunan eks Alun alun tersebut berada di dalam Kota Raha, maka sudah seharusnya dilakukan pemeliharaan rutin. Jadikanlah ruang publik yang sangat berguna bagi masyarakat,"sebut Odeks warga Kota Raha. (Udin Yaddi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar