KAB.SEMARANG, suarakpk.com - Kurikulum adalah kumpulan rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam pengertian ini, kurikulum menjadi acuan bagi guru, Peserta didik, dan seluruh elemen pendidikan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Kurikulum yang ditetapkan di Indonesia saat ini adalah Kurikulum Merdeka. Opsi yang diambil dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di SMPN 1 Getasan yaitu Mandiri Berubah dimana sekolah menggunakan perangkat yang telah disediakan dan dapat mengembangkannya sesuai dengan kesiapan. situasi dan kondisi sekolah.
Penerapan Struktur Kurikulum Merdeka ada 3 program yaitu Intrakurikuler, Ekstrakurikuler dan Kokurikuler. Intrakurikuler berupa pembelajaran 11 mata pelajaran yang kegiatannya untuk pencapaian kompetensi dan dilaksanakan pada jam-jam resmi dari pemerintah , ekstrakurikuler untuk pengembangan bakat, minat, ketrampilan dilaksanakan di luar jam resmi serta Kokurikuler berupa Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Saat ditemui diruang kerjanya Kepala SMPN 1 Getasan, Endang Widiastuti, S.Pd, M.Pd, Jum'at (20/12/24). mengatakan Untuk kegiatan P5 di SMPN 1 Getasan ini menggunakan sistem blok dimana proses pelaksanaannya dibulan Oktober dan November dan diakhiri dengan Gelar Karya sebagai puncak panen P5 "itu perwujudan atau penerapan dari apa yang sudah dipelajari selama 1 semester untuk project penguatan profil pelajar Pancasila ini, dituangkan dengan istilah gelar karya mas , momennya bersamaan dengan penyampaian laporan hasil belajar ke orang tua sehingga kegiatan ini bisa langsung dilihat selain oleh bapak ibu guru juga orang tua siswa, biar orang tua juga tahu oh ternyata kegiatan kurikulum merdeka yang mana selain ada struktur untuk pembelajaran itu ada 25% yang digunakan untuk P5," kata Endang.
Endang juga menjelaskan bahwa gelar karya yang dilaksanakan pada pagi ini melibatkan semua jenjang dari kelas 7, 8 , dan 9. Kelas 7 mengusung Tema Kearifan Lokal dengan sub Tema “ Mengangkat Kesenian Tradisional Agar Fenomenal” dengan menyuguhkan berbagai tarian tradisional. Kelas 8 Mengusung Tema Bangunlah Jiwa dan Raganya Sub Tema Empat Sehat 5 Sempurna yang dikemas dalam Market Day. Kelas 9 menampilkan hasil karya mereka dalam menerapkan Tema Teknologi dan Rekayasa Sub Tema Inovasi, Kreasi Membentuk Jiwa Mandiri yaitu dengan memamerkan hasil teknologi hidroponik, vertikultur, kultur jaringan bunga anggrek,dll. Ada juga hasil dari proyek bioteknologi kuno berupa pembuatan tape, tempe dan yoghurt yang dijual di stand-stand per kelas di dalam aula.
Endang juga berharap "semoga kami diberi kepercayaan untuk mengelola anak-anak sebagai akses ke depan menjadi anak yang luar biasa, jadi tanpa dukungan dari orang tua ataupun orang lain itu kami tidak akan bisa maksimal. kami bersama bapak ibu guru semuanya bisa lebih maksimal dalam mendidik maupun mengajar anak untuk bisa tampil menjadi lebih baik," harap Endang
Sementara itu Teguh Basuki, S.Pd
Menambahkan "hari ini panen raya bapak, panen dari proses Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Ini merupakan hari terakhir P5 yang juga mengakhiri kegiatan semester gasal ini sebagai puncak dan realisasi hasil karya anak yang dilaksanakan oleh peserta didik dari kelas tujuh, delapan dan kelas 9. Walaupun sebenarnya yang utama itu bukan masalah hasil tapi prosesnya, tetapi kemarin proses dalam pelaksanaan itu sudah tercover semua ada penilaiannya, ada refleksinya, dan ternyata putra-putri kita sangat berarti sekali , sangat antusias, dan mandiri. Walaupun kami tidak meminta, tetapi mereka berkarya bahkan mereka mampu bermake up sendiri," imbuhnya,
Sementara itu Nurul Kustiyati, S.Pd.Bio, sebagai Koordinator proyek,menegaskan banyak sekali program dari kurikulum yang sudah berjalan dengan sangat sukses dan sangat membanggakan. Salah satu contohnya adalah P5 (proyek penguatan profil pelajar Pancasila) yang puncaknya dilaksanakan hari ini, di mana kelas 7, kelas 8 dan kelas 9 semua ikut kiprah. Kelas 7 mengambil tema kearifan lokal dengan sub temanya adalah mengangkat kesenian tradisional agar menjadi lebih fenomenal.
"Gelar karyanya itu mereka persiapkan sendiri jadi sekolah tidak memberikan atau membantu dana. Tetapi anak-anak itu berkreasi sendiri dengan bantuan orang tua mereka, dandan sendiri, sewa kostum sendiri dan lain sebagainya, sekolah hanya memfasilitasi sound sistem,"
Alasan mengapa P5 kelas 7 menampilkan Tari Soreng, Gambyong, Gedrug, Jaranan, Topeng Ireng, Warok, dan lain-lain karena Kesenian ini,kita ambil dari masing - masing desa di sekitar SMPN 1 Getasan dimana pada saat Saparan mereka sering menampilkan tari tersebut. "ada gedruk, ada jaranan dan masih banyak lagi. Dari 216 siswa kelas 7 harus ikut menari semua karena P5 kita kemas dalam bentuk tari Wajib dan Pilihan. Untuk Tari wajib yaitu soreng. Bahkan biasanya bapak ibu guru juga ikut menari bersama anak-anak. Untuk properti anak-anak yang membuat aksesorisnya sendiri mulai dari ikat pinggang juga kalung/kace dan gelang. Dan yang kedua ada tari pilihan, nah kalau tari pilihan ini berdasarkan bakat dan minatnya. Jadi sesuai pilihannya, kita hanya memfasilitasi kalau misalnya tidak ada pilihannya kita berusaha untuk mengadakan berdasarkan pilihan itu. Sedangkan siapa pelatihnya? Pelatihnya adalah kakak kelasnya yaitu kelas 8 dan 9.Meski di awal, di tahun pertama memang kita memanggil anak alumni SMPN 1 Getasan untuk mengajari terus kita beri sertifikat. Untuk Kelas 9 Nara sumber pembuatan Tempe, Tape, dan Yoghurt kita mendatangkan guru tamu yaitu orang tua dari peserta didik," pungkasnya (Mujib/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar