JAKARTA, suarakpk.com – Dalam perjalanan sejarah Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah memainkan peran penting sebagai penegak hukum dan penjaga ketertiban masyarakat. Perannya kerap menjadi sorotan publik dan, oleh karena itu, senantiasa mengalami berbagai pembenahan. Demikian dikatakan Pakar Ilmu Komunikasi dan Penggiat Budaya, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH), Dr,H.Andi Budi Sulistyonagoro,SH.,M.Ikom.
Kepada media suarakpk.com, Ketua Forum Doktor Komunikasi Indonesia KPH.Dr,H.Andi Budi Sulistyonagoro,SH.,M.Ikom yang sering disapa Gus Andi, mengungkapkan, bahwa di era perkembangan global yang kian cepat, Polri dihadapkan pada tantangan yang lebih kompleks.
“Tantangan ini tidak hanya mencakup aspek ketertiban dan hukum, melainkan juga berkaitan dengan pendekatan berbasis nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi inti budaya bangsa,” ungkap Gus Andi saat ditemui di Meruya Residen, Jakarta Barat. Jumat (9/11/2024).
Wakil Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam PBNU), Gus Andi, menjelaskan, Mengapa Humanisme Penting bagi Polri. Menurutnya, nilai humanisme menjadi penting dalam institusi kepolisian terletak pada kemampuan Polri untuk menempatkan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap tindakan yang diambil.
“Mengedepankan humanisme berarti membangun komunikasi yang lebih inklusif dan penuh empati terhadap masyarakat. Hal ini, pada gilirannya, akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian sebagai pelindung dan pengayom Masyarakat,” jelasnya.
Gus Andi yang juga Sekjend Asosiasi Dosen Metodologi Penelitian Indonesia mengungkapkan, bahwa pendekatan berbasis humanisme membawa beberapa implikasi positif, seperti pengurangan konflik, peningkatan dukungan masyarakat terhadap program-program kepolisian, dan penegakan hukum yang lebih efektif.
“Dengan mengedepankan pendekatan yang lebih manusiawi, Polri diharapkan mampu menampilkan wajah yang lebih bersahabat tanpa mengabaikan fungsi utamanya dalam menjaga keamanan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Gus Andi menegaskan, bahwa untuk memperkuat peran Polri menuju Indonesia yang maju dan berbudaya, sejumlah langkah strategis diperlukan. Di antaranya adalah: Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia: Pelatihan berbasis humanisme perlu menjadi agenda utama dalam pendidikan dan pelatihan kepolisian. Pemahaman mendalam terhadap budaya dan nilai-nilai masyarakat lokal akan meningkatkan kepekaan anggota Polri terhadap kebutuhan masyarakat.
Tak kalah penting, lanjut Gus Andi, bahwa Transformasi Digital diperlukan dalam Penggunaan teknologi modern dan platform digital memungkinkan Polri untuk berinteraksi dengan masyarakat secara lebih cepat dan transparan.
“Digitalisasi pengaduan masyarakat, pemantauan keamanan melalui media sosial, hingga program pendidikan digital berbasis hukum merupakan bagian penting dalam mendekatkan diri dengan publik,” terang Sentono dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Lebih lanjut Gus Andi mengatakan, bahwa Penguatan Kerjasama dengan Komunitas: Polri perlu memperkuat kolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat, seperti tokoh agama, budayawan, dan komunitas lokal.
“Hal ini akan mempererat komunikasi serta memperkaya perspektif Polri dalam menghadapi situasi yang ada di Masyarakat,” katanya.
Ditambahkan Gus Andi bahwa Implementasi Nilai Budaya dalam Penegakan Hukum menjadi salah satu Upaya Polri menjadi institusi berwawasan budaya, Polri harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai luhur budaya dalam setiap tindakannya.
“Penegakan hukum yang berlandaskan pada budaya Indonesia, seperti sikap gotong royong, kesantunan, dan penghormatan terhadap keberagaman, dapat menjadi pendekatan efektif yang memperkuat kepercayaan Masyarakat,” tambah Gus Andi yang juga Ketua Yayasan Forum Indonesia Maju dan Berbudaya.
Dewan Pembina Padepokan SETHONAGORO, Gus Andi menerangkan, bahwa dalam menghadapi tantangan dan harapan ke depan, Polri dalam mewujudkan Indonesia yang maju dan berbudaya cukup kompleks. Namun, tantangan ini dapat dijawab dengan komitmen berbenah secara internal maupun eksternal.
“Memperkuat transparansi, akuntabilitas, dan konsistensi dalam melindungi masyarakat akan menjadi faktor kunci keberhasilan institusi ini,” terangnya.
Di sisi lain, lanjut Gus Andi, bahwa masyarakat juga memiliki peran penting dalam mendukung Polri menjadi lebih humanis. Partisipasi masyarakat dalam menciptakan ketertiban dan keamanan bersama akan membangun harmoni yang sejalan dengan semangat kemajuan Indonesia.
“Dengan humanisme sebagai landasan dan budaya sebagai kekuatan, Polri dapat menjadi penjaga yang tidak hanya menegakkan hukum, tetapi juga membangun peradaban yang lebih maju, beradab, dan harmonis,” ujarnya.
Gus Andi menegaskan, bahwa Polri berbenah tidak hanya untuk memperkuat institusi, tetapi juga demi membangun sinergi yang sehat dan saling menguatkan dengan masyarakat.
“Dengan humanisme sebagai arah dan budaya sebagai roh, Polri mampu menjadi institusi yang tidak hanya menjaga ketertiban tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan, mempercepat terwujudnya Indonesia yang lebih maju dan berbudaya,” pungkasnya. (001/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar