JAKARTA, suarakpk.com – Citra sebuah institusi sangat menentukan tingkat kepercayaan dan dukungan masyarakat terhadapnya. Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sebagai salah satu pilar utama negara hukum memegang peranan vital dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan keadilan di tengah masyarakat. Namun, tantangan modernisasi, transparansi, dan profesionalitas sering kali memengaruhi bagaimana masyarakat memandang institusi ini. Demikian disampaikan Pakar Ilmu Komunikasi dan Budaya, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH), Dr,H.Andi Budi Sulistyonagoro,SH.,M.Ikom atau akrab dipanggil Gus Andi.
Menurut Gus Andi, yang dipercaya sebagai Ketua Forum Doktor Komunikasi Indonesia bahwa untuk memastikan Polri tetap menjadi institusi yang dicintai oleh rakyat, ada beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan, diantaranya, Penguatan Komunikasi yang Humanis.
“Komunikasi adalah jembatan utama antara Polri dan masyarakat. Dalam berbagai situasi, pendekatan yang humanis akan menciptakan kedekatan emosional. Polri perlu menghadirkan wajah yang ramah, terbuka, dan empatik, khususnya saat memberikan layanan atau menangani konflik sosial. Kampanye "Polisi Sahabat Masyarakat" harus terus diperkuat dengan tindakan nyata di lapangan,” ujar Gus Andi saat ditemui di rumahnya. Jumat, (22/11/2024)
Dijelaskan mantan Wakil Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam PBNU) Gus Andi, mengatakan, untuk Langkah kedua untuk memastikan Polri tetap menjadi institusi yang dicintai oleh rakyat yakni Peningkatan Profesionalitas dan Transparansi.
“Masyarakat semakin kritis terhadap perilaku aparat penegak hukum. Oleh karena itu, profesionalitas harus dijunjung tinggi dalam setiap tindakan, mulai dari proses penyelidikan hingga penanganan kasus. Selain itu, transparansi dalam pelaporan dan pengelolaan institusi penting untuk membangun kepercayaan publik. Penggunaan teknologi informasi, seperti layanan aduan online dan sistem monitoring kinerja berbasis digital, dapat membantu mengurangi potensi penyimpangan,” katanya.
Selain itu, diungkapkan Dewan Penasehat DPP Masyarakat Adat Nusantara (MATRA), Gus Andi, langkah ketiganya yaitu, adanya Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan.
“Polri tidak bekerja sendiri. Sinergi dengan komunitas, akademisi, media, dan organisasi masyarakat dapat menjadi cara efektif untuk mendekatkan Polri dengan rakyat. Melibatkan masyarakat dalam program-program keamanan lingkungan, seperti siskamling berbasis digital atau pelatihan tanggap darurat, akan memperkuat rasa memiliki terhadap keberadaan Polri,” ungkapnya.
Sementara untuk Langkah keempatnya, dijelaskan Sekjend Asosiasi Dosen Metodologi Penelitian Indonesia Gus Andi, adalah adanya Konsistensi Penegakan Hukum tanpa Diskriminasi.
“Tidak ada yang lebih merusak citra institusi hukum selain adanya persepsi diskriminasi atau keberpihakan. Oleh karena itu, Polri harus memastikan penegakan hukum yang adil, konsisten, dan tidak tebang pilih. Kasus-kasus besar yang melibatkan aparat harus ditangani secara transparan untuk menunjukkan bahwa hukum berlaku untuk semua,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sentono dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Gus Andi, menerangkan, langkah kelima untuk memastikan Polri tetap menjadi institusi yang dicintai oleh rakyat adalah Mengintegrasikan Nilai Budaya Lokal.
“Indonesia kaya akan budaya yang menjunjung tinggi nilai harmoni, gotong royong, dan keadilan. Polri dapat menggali nilai-nilai ini sebagai bagian dari pendekatan dalam menyelesaikan masalah. Misalnya, pendekatan dialog budaya dalam menyelesaikan konflik adat atau sengketa wilayah. Pendekatan ini tidak hanya efektif tetapi juga memperkuat citra Polri sebagai penjaga warisan budaya bangsa,” terangnya.
Ditambahkan Gus Andi yang juga Ketua Yayasan Forum Indonesia Maju dan Berbudaya, bahwa harus dapat mengoptimalisasi Media dan Kampanye Positif.“Di era digital, media menjadi instrumen penting dalam membangun citra. Polri perlu mengoptimalkan keberadaan di media sosial untuk menyampaikan narasi positif, menjawab kritik secara konstruktif, dan membangun dialog dengan masyarakat. Konten yang edukatif, seperti cara menghindari penipuan online atau tips keselamatan, dapat menunjukkan keberpihakan Polri kepada kepentingan rakyat,” tambahnya.
Gus Andi menegaskan, bahwa sebagai institusi negara, Polri harus selalu beradaptasi dengan dinamika sosial dan kebutuhan masyarakat. Dengan menempatkan nilai humanisme, profesionalitas, dan transparansi sebagai fondasi utama, Polri dapat menjadi institusi yang tidak hanya dipercaya tetapi juga dicintai oleh rakyat. Implementasi strategi komunikasi yang efektif, berbasis nilai budaya, dan didukung oleh teknologi modern adalah langkah kunci untuk membangun citra Polri sebagai pelindung dan pengayom yang sejati.
“Sebagai pakar ilmu komunikasi, saya percaya bahwa peran Polri yang humanis dan profesional dapat menjadi contoh terbaik bagi dunia, bahwa keamanan dan keadilan dapat berjalan selaras dengan kedekatan kepada Masyarakat,” pungkasnya. (001/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar