Rahman : Saya Pulang untuk Mengabdi, Bukan Berkuasa - SUARAKPK

BERITA HARI INI

Home Top Ad


HUT Pancasila


 

HUT SUARAKPK Ke 15


 

Penghargaan dari Kedubes Maroko


 

Idul Fitri


 

05 Oktober 2024

Rahman : Saya Pulang untuk Mengabdi, Bukan Berkuasa

 


MUNA, suarakpk.com -



Advokasi berdedikasi dan inspiratif, tercatat sebagai Ketua PERADI Sulawesi Tenggara. Dia adalah Dr Abdul Rahman, SH MH adalah seorang pengacara handal yang berkarir di Kota Kendari. Namun dia adalah putra asal dari Kabupaten Muna.



“Saya tidak akan menjanjikan perubahan besar dalam semalam. Namun, saya bisa berjanji satu hal, akan selalu ada untuk kalian. Saya ingin mengabdi, bukan sebagai pengacara yang sukses, tetapi sebagai anak desa yang kembali pulang,"katanya.


Dia dikenal sebagai pengacara tangguh di Kota Kendari. Selama bertahun-tahun, dirinya memenangkan banyak kasus, khususnya yang membela kaum tertindas. 


Perlu diketahui bahwa Rahman berasal dari sebuah desa di Kabupaten Muna,  namun hidupnya selama ini telah terpisah jauh. Dia pergi ke kota, mengejar mimpi dan karier hingga namanya terkenal di seluruh negeri. Namun, dengan semua kesuksesan yang ia raih, ada sesuatu yang selalu memanggilnya pulang, tanah kelahirannya, di Muna.


Sehingga di pemilihan kepala daerah ini, dia ikut bertarung. Karena dengan sebuah tekat yang bulan adalah pulang kampung untuk mengabdikan diri bagi daerah dan bukan mau berkuasa.


Sebab, menurut Rahman bahwa semua kesuksesan yang telah diraihnya tidak berarti apa-apa jika tidak ada dampaknya bagi daerah yang membesarkannya.


“Aku sudah selesai dengan ambisi pribadiku,” gumam Rahman dalam hati, “Sekarang waktunya aku pulang dan berbakti kepada daerah.”jelasnya.


Dengan tekat yang sudah bulat, maka Rahman bersikap untuk  memutuskan maju dalam pemilihan kepala daerah. Dia tahu, ini bukan tentang kekuasaan, tapi tentang pengabdian. Sebelumnya, ia pernah mencalonkan diri di Kota Kendari, namun kekalahannya di sana membuatnya sadar, bahwa rumah sejatinya adalah di Muna

 

Meski banyak masyarakat Muna yang  mengenal Rahman sebagai pengacara yang hebat, mereka masih ragu. “Apakah Rahman benar-benar mau mengabdi untuk daerah,  atau hanya mengejar jabatan?” bisik beberapa orang di warung kopi.


Namun Rahman tahu tantangan ini. Dia tahu, untuk membuktikan niatnya tidaklah mudah. Meskipun ia berhasil di dunia hukum, tidak ada jaminan bahwa ia bisa memenangkan hati rakyat di desa. Pemimpin yang baik bukan hanya tentang kemampuan, tetapi tentang kepercayaan. Dan kepercayaan itu, harus ia bangun kembali.


Hari demi hari, Rahman mulai berkeliling desa. Dia mendatangi satu per satu rumah warga, berbicara dengan mereka, mendengarkan masalah yang mereka hadapi. Ia membantu tanpa pamrih, tanpa janji politik. Jika ada yang sakit, ia mencarikan bantuan medis. Jika ada yang terlibat masalah hukum, ia menawarkan pendampingan. Namun, ia tidak pernah menjanjikan kemenangan. “Saya hanya ingin berbakti,” katanya setiap kali.


Perjalanan Rahman tak sepenuhnya mulus. Beberapa tokoh di daerah  yang sudah lama berkuasa merasa terancam oleh kehadirannya. Bahkan bahasa miring  kadang menuduh Rahman hanya ingin menggunakan daerah sebagai batu loncatan untuk ambisi politik yang lebih besar. Fitnah menyebar, Rahman difitnah sebagai orang yang hanya peduli pada uang dan kekuasaan. Sebagian warga mulai meragukan niatnya, terpengaruh oleh rumor.


Namun bagi Rahman dirinya tetap tenang. Baginya, kemenangan bukanlah tujuan. “Jika warga masyarakat Muna percaya padaku, itu anugerah. Jika tidak, aku tetap akan membantu mereka sebisaku.” Rahman tidak melawan fitnah dengan kebencian. Dia percaya, keadilan selalu menang, seperti dalam kasus-kasus yang pernah dia tangani.


Waktu pemilihan semakin dekat, Rahman mengumpulkan warga masyarakat dan di depan mereka, dia tidak berjanji muluk-muluk.


“Saya tidak akan menjanjikan perubahan besar dalam semalam. Namun, saya bisa berjanji satu hal, akan selalu ada untuk kalian. Saya ingin mengabdi, bukan sebagai pengacara yang sukses, tetapi sebagai anak desa yang kembali pulang.”ungkapnya.


Kata-kata itu menggetarkan hati banyak orang. Bukan karena indah, tapi karena ketulusan yang terpancar dari mata Rahman. Hari itu, banyak warga yang mulai percaya padanya.


" Insyah Allah jikalau rakyat Muna memberikan kepercayaan kepada saya sebagai bupati Muna, maka saya akan bekerja semaksimal dan sebisa saya.

Karena saya tidak akan menjanjikan perubahan besar dalam semalam. Namun, saya bisa berjanji satu hal, akan selalu ada untuk kalian. Saya ingin mengabdi, bukan sebagai pengacara yang sukses, tetapi sebagai anak desa yang kembali pulang,"katanya.


"Karena kemenangan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari tanggung jawab besar yang harus saya pikul. Bekerja dengan rendah hati, mendengarkan warga, dan membuat kebijakan yang sederhana namun efektif,"


"Dan kemudian bekerja bukan dari belakang meja, tetapi dari lapangan, berjalan bersama rakyat.  Mengubah penataan kota itu sedikit demi sedikit, bukan dengan program-program besar, tetapi dengan perhatian yang tulus pada hal-hal kecil yang berarti bagi warga. Mari kita satukan pikiran, hati dan tekat untuk memajukan Muna seperti daerah daerah lain di Sultra,"tutupnya. (Udin Yaddi)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT SUARAKPK Ke 9 (2018)