Blora, suarakpk.com -Akhir-akhir ini marak sekali produk -produk penurun berat badan yang klaimnya terlalu over, seperti tinggi serat,rendah gula, dapat menurunkan BB, dapat menyembuhkan penyakit tertentu, penurunan berat badan normal dalam satu bulan sekitar 2-4 kg. Minuman perasa yang mengklaim mampu menurunkan berat badan banyak mengandung bahan-bahan tambahan yang dapat berdampak negatif pada kesehatan.
Sebagai seorang ahli gizi, saya prihatin dengan tren konsumsi minuman semacam ini yang sering kali dipasarkan sebagai solusi instan untuk menurunkan berat badan.Banyak minuman perasa yang diklaim mampu menurunkan berat badan mengandung bahan-bahan tambahan seperti gula tambahan, pengganti gula, serta bahan kimia lainnya.
Kandungan ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan, lonjakan gula darah yang tidak stabil, dan bahkan kerusakan pada organ dalam tubuh. Dampak Kesehatan Jangka Panjang Pola konsumsi minuman perasa yang mengandung bahan-bahan yang kurang baik dapat mengakibatkan dampak jangka panjang pada kesehatan.
Misalnya, risiko peningkatan penyakit jantung, gangguan metabolisme, dan masalah kesehatan lainnya yang berpotensi merugikan tubuh, zat Gizi apa yang membantu pemecahan lemak tubuh seperti asam lemak omega-3, protein tinggi, serat pangan, Low IG, serta konsumsi makanan yang rendah lemak jenuh, dan mengoptimalkan Pembakaran kalori, pemecahan Glukosa dan meningkatkan sensitifitas insulin sehingga penimbunan lemak lebih bisa di minimalisir, tapi semua zat Gizi tersebut juga tidak akan Optimal tanpa disertai Aktifitas fisik dan asupan Makan yg tentunya sudah diatur dan disesuaikan.
Penting untuk diingat bahwa penurunan berat badan yang sehat dan berkelanjutan memerlukan pola makan seimbang dan gaya hidup aktif. Tidak ada minuman ajaib yang secara instan dapat mengubah berat badan tanpa risiko bagi kesehatan. Kewaspadaan Konsumen Masyarakat perlu waspada terhadap klaim produk yang berlebihan dan mencari informasi dari sumber yang terpercaya sebelum mengonsumsi minuman perasa atau suplemen apa pun yang diklaim untuk menurunkan berat badan terutama dengan sasaran remaja obesitas.
Minuman semacam ini sering mengandung pengganti gula atau pemanis buatan seperti aspartam, sukralosa, atau siklamat. Penggunaan berlebihan pemanis buatan bisa menyebabkan lonjakan gula darah yang tidak stabil, merusak mikrobiota usus, dan bahkan terkait dengan risiko peningkatan berat badan.Ada minuman perasa yang menggunakan bahan tambahan kimia seperti pengental, pewarna buatan, serta bahan pengawet. Penggunaan berlebihan atau terus-menerus dari bahan-bahan ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan, alergi, atau bahkan masalah kesehatan jangka panjang.
Beberapa minuman penurun berat badan mungkin mengandung kafein, zat pencahar, atau stimulan lain untuk meningkatkan metabolisme. Konsumsi berlebihan stimulan ini dapat menyebabkan gangguan tidur, kecemasan, dan meningkatkan risiko penyakit jantung, sebagian besar minuman perasa penurun berat badan belum melalui uji klinis yang memadai untuk mengetahui dampak jangka panjangnya. Oleh karena itu, efek samping jangka panjang dari konsumsi rutin minuman semacam itu masih belum jelas, dan kebanyakan mengarah ke penyakit jantung, dan gagal ginjal.
Kombinasi berbagai bahan kimia dan pengganti gula ini dapat berpotensi membahayakan kesehatan jangka panjang dan menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Konsumsi berlebihan atau terus-menerus dari minuman semacam ini dapat meningkatkan risiko penyakit dan gangguan kesehatan.
Sebagai ahli gizi, peran saya adalah untuk memberikan edukasi yang akurat dan terpercaya kepada masyarakat. Penting untuk terus menyampaikan informasi mengenai bahaya konsumsi minuman perasa tertentu dan mendorong gaya hidup sehat yang berkelanjutan. Daripada mengandalkan minuman perasa berbahaya, sebaiknya masyarakat diarahkan pada konsumsi air putih, teh , atau minuman alami lainnya yang tidak mengandung tambahan bahan yang dapat berpotensi merugikan.
Pemerintah dan lembaga terkait perlu mempertimbangkan peraturan yang lebih ketat terkait klaim kesehatan pada produk makanan dan minuman. Hal ini dapat membantu melindungi konsumen dari produk yang berpotensi berbahaya. Apa lagi sekarang marak penjual minuman tersebut mengaku sebagai tenaga kesehatan contohnya (mengaku sebagai dokter, dan mengaku sebagai ahli gizi di media sosial) padahal sudah jelas tertulis pada Pasal 312 UU Kesehatan.
Sebagai ahli gizi, saya ingin menekankan pentingnya kesadaran masyarakat akan dampak negatif dari minuman perasa yang mengklaim dapat menurunkan berat badan atau sejenisnya. Langkah kecil dalam mengubah pola konsumsi bisa menjadi investasi besar untuk kesehatan jangka panjang. Edukasi, kesadaran, dan pilihan konsumsi yang bijak adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan dan berat badan yang seimbang. Saya berpesan untuk semua ahli gizi ayo angkat bicara kita edukasi masyarakat terutama remaja supaya melek akan kesehatan.(Bayu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar