SEMARANG, suarakpk.com – Tradisi Budaya leluhur jawa, masih terus dijaga dan dilestarikan oleh warga Masyarakat Kelurahan Mijen, Kota Semarang, dalam mengungkapkan rasa syukurnya.
Sebagaimana diketahui, bahwa Kelurahan Mijen terdiri dari 47 RT dan 7 RW terdiri dari penduduk asli dan penduduk pendatang yang menempati perumahan-perumahan yang berada di Kelurahan Mijen, khususnya RW 7, sebagaian penduduknya adalah petani sawah dan perkebunan dari rambutan sampai durian.
Lurah Mijen, Diah, kepada suarakpk.com, belum berapa lama ini, sabtu, (7/10/23), menuturkan, bahwa sebagai rasa syukurnya, warga Masyarakat masih melestarikan sebuah tradisi tahunan seluruh RW di kelurahan Mijen dengan kegiatan merti kelurahan (sedekah bumi).
“Dan masing-masing RW punya cara yang berbeda dalam pelaksanaanya,” tuturnya.
Dikatakan Diah, bahwa manusia selain harus bersabar dalam setiap keadaan yang kurang baik, manusia diharapkan selalu bersyukur kepada Allah atas segala kenikmatan yang telah diberikan kepada manusia.
“Hasil bumi yang berlimpah, yang bisa mencukupi kebutuhan hidup warga perlu di syukuri. Sebagai wujud syukur atas hasil bumi yang telah dihasilkan, warga dusun dukuh kelurahan Mijen, Semarang melaksanakan syukuran hasil bumi yang disebut legono,” katanya.
Sementara, Ketua Panitia, Sumiran, menjelaskan, bahwa agenda legono pada tahun ini diawali dengan kirab weweton hasil bumi, yaitu arak arakan keliling dusun dengan membawa gunungan yang terdiri dari hasil kebun dan sawah.
“Dimulai dari rumah mantan RW sampai titik kumpul acara. Setelah arak-arakan selesai dilanjut selametan di samping masjid dhukuhan,” jelasnya.
Sumiran, mengungkapkan, bahwa untuk ini merupakan kegiatan Legono yang istimewa, menurutnya, tahun ini yang juga sekaligus siklus 4 tahunan sebagi puncak acara diadakan pagelaran wayang kulit dengan lakon Wahyu Ketentraman.
“Tema itu diangkat sebagai cita-cita bersama, bagaimana dalam hidup itu harus senantiasa menciptakan kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan, apalagi tahun ini memasuki tahun politik, suasana yang kondusif dan kedamaian setiap warga harus di jaga. Dan alhamdulillah warga dukuh dhukuhan walaupun pilihan politiknya berbeda-beda tetapi selalu menciptakan suasana yang penuh damai,” pungkasnya. (Tasir/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar