Ketua Yayasan Penyelenggara Pameran Tosan Aji, Dr. H. Andi Budi S, SH.,M.Ikom atau sering dikenal dengan nama Gus Andi, menuturkan, bahwa pihaknya dan semua komunitas Kolektor Keris mengadakan pameran untuk uri-uri dan melestarikan budaya milik bangsa Indonesia.
"Di Jawa keris disebut sebagai tosan aji. Diberlakukan sebagai benda yang sakral. Tapi semuanya dikembalikan ke kita. Bagi saya pribadi sebagai kolektor keris, setiap benda memiliki unsur yang terdiri dari molekul baik positif dan negatif," bebernya. Rabu (08/11/2023).
Gus Andi menyatakan bahwa hal ini harus
terus disuarakan dan dibudayakan. Merawat keris itu harus tenang, kegiatan ini
bagian dari membangkitkan kembali kerajaan Majapahit. Reinkarnasi kembali untuk
sebagai pengingat sejarah jika Indonesia mempunyai ribuan warisan budaya.
"Terimakasih dengan semua yang hadir, kami mengapresiasi kegiatan ini.
Komunitas Keris maupun Kolektor hadir dari seluruh Nusantara, ada yang dari
Lombok, Bali, Madura, Surabaya, Sidoarjo dan Jogyakarta. Ini menjadi ruang
ekspresi dan edukasi kepada masyarakat luas apa itu Tosan Aji sebagai benda
Nusantara yang diakui dunia," ujarnya.
Dijelaskan Gus Andi, Tosan Aji adalah senjata pusaka tradisional. Istilah ini merujuk pada segala macam senjata tradisional, yang terbuat dari besi dan dianggap sebagai Pusaka.
“Secara umum tosan aji diciptakan tidak hanya sebagai senjata tapi juga sebagai sifat kandel bagi pemiliknya, Yaitu sesuatu yang dapat membangkitkan keberanian, keyakinan bagi pemilik tosan aji tersebut,” jelasnya.
Gus Andi, mengungkapkan, Tosan aji diciptakan untuk berbagai kebutuhan, contoh ada keris yang bisa dipergunakan untuk membantu pertanian, rentenir, untuk kekuasaan dan lain sebagainya tergantung energi dari sang pencipta keris untuk apa keris itu dibuat.
“Makin tinggi tingkat spiritual dari sang empu makin hebat pula kekuatan keris yang diciptakan” ungkapnya.
Namun sekarang ini, lanjut Gus Andi, tidak semua keris diburu, karena mempunyai kekuatan Mistis. Para kolektor keris berlomba lomba mengkoleksi keris, karena bentuk dan nilai sejarahnya.
Gus Andi, mengatakan, mengoleksi ratus keris, sebagai pendukung edukasi ketimbang nilai magisnya.
“Keris sendiri diciptakan oleh empu zaman dahulu, barang ini juga dijadikan sebagai metode pembelajaran karena pada waktu itu orang tidak suka budaya baca tulis, orang lebih suka budaya berkumpul. Sehingga para empu pada masa itu, menitipkan petuah petuahnya pada ricikan ricikan yang ada dikeris itu,” katanya.
Ditandaskan Gus Andi, bahwa baginya, keris merupakan filsafat hidup. Dirinya berharapan ingin menghilangkan mistis sama anggapan bahwa keris itu adalah klenik atau keris itu mistis.
“Hal itu yang salah dari orang orang jaman sekarang. Orang luar negeri saja suka dengan keris, kenapa kita sebagai bangsa sendiri kurang menghargainya“, tandasnya.
Pantauan di lapangan, Pameran Pusaka
Tosan Aji juga dihadiri Ketua DPD RI, Ir. H. AA La Nyalla Mahmud Mattalitti, Staff
Ahli Gubernur Jawa Timur - Budi Raharjo, Deputy Komjen Jepang, Mr Ishi Yutaka,
Kasat Binmas Polrestabes Surabaya, Iswahab dan Perwakilan SNKI, Agung Guntoro
Wisnu.
Ketua DPD RI - Ir. H. AA La Nyalla Mahmud Mattalitti menuturkan, Keris pusaka
adalah Jati diri budaya bangsa Indonesia. Patut berbangga dan
dilestarikan.
"Kita patut berbangga bisa melestarikan budaya dan karya agung bangsa Indonesia. Untuk itu kita patut memberikan apresiasi, secara konsisten mengeluarkan biaya pikiran kepada para seniman," ujarnya, Rabu (8/11/2023).
Menurut La Nyalla M. Mattalitti, pameran pusaka perlu dilakukan setiap bulan. Dunia sudah mengakui jika Keris ini terbukti dengan prasasti yang ditemukan hanya ada di Indonesia.
"Keris Pusaka merupakan budaya bangsa yang perlu dilestarikan. Keris sebagai benda yang sakral bagi semua pemerhati pelestari budaya bangsa. Ini seperti yang menjadi ketetapan UNESCO dan PBB sebagai warisan budaya Indonesia. Saat itu ditetapkan pada tanggal 24 nov silam. Disaksikan Wakil Presiden Yusuf Kala," paparnya.
AA La Nyalla menyebutkan bahwa semua keris pada dasarnya semua molekul menjadi unsur positif tergantung bagaimana kondisinya. Dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa alam dan seisinya berdzikir kepada Allah SWT.
"Sebagai muslim saya meyakini,
bahwa alam dan isinya berdzikir kepada Allah.
Keris pusaka ini ada 3 unsur penting. Bahannya, pembuat atau empunya dan
pemegangnya. Kalau ketiganya ini positif maka keris pusaka ini juga akan
positif.
Bagi saya kita yang menguasai benda itu sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
Jika ketiga unsur ini bagus maka bagus pula isinya, tapi perlu diwaspadai bahwa
apapun benda jika salah mengartikan bisa menjadi mudharat. Kita harus bisa
menguasai benda itu," tegasnya.
AA La Nyalla M. Mattalitti menjelaskan bahwa dirinya termasuk kolektor. Tak kurang dari 3.000 keris sudah dikoleksinya. Mayoritas keris Jawa dan ia mencuci sendiri
"Apresiasi kepada semua pihak yang mendukung acara ini, dan berkiprah dalam seni sebagai warisan budaya dan pengingat sejarah. Menjunjung harkat dan martabat bangsa Indonesia dimata dunia Internasional," pungkasnya. (tim red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar