Hal Menarik di Kampung Sodong Purwosari Semarang

SEMARANG, suarakpk.com – Siapa yang tidak mengenal dengan Kampung Tematik Konveksi yang terletak di Kampung Sodong, Kelurahan Purwosari, Kota Semarang, Jawa Tengah, sebagaimana dalam Surat Keputusan Walikota Semarang, Nomor : 050/057/Tahun 2019.

Dengan ditetapkannya Kampung Sodong, Kelurahan Purwosari, Kota Semarang sebagai Kampung tematik konveksi diharapkan dapat membantu peningkatan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat lokal. 

Sebagaimna diketahui, saat media suarakpk.com jalan-jalan menyisir jalan-jalan kampung sodong, terlihat beberapa produk-produk yang dihasilkan antara lain ada kaos, baju, gamis, trening dan kebutuhan fashion lainya.

Dituturkan Ketua Kampung Tematik KAMSO, Kasmuri, bahwa untuk pemasaran melibatkan anak-anak milenial dengan memaksimalkan seluruh platfom media sosial yang ada dari FB dan IG sehingga coustemer/pelanggan bisa menjangkau ke seluruh indonesia. 

“Saat covid 19 melanda sebagaimana usaha yang lainnya kampung tematik sodong (KAMSO) mengalami mati suri sepi orderan. Dan alhamdulillah sekarang sudah mulai tumbuh kembali, orderan sudah mulai ada, pesanan dari komunitaa-komunitas baik partai besar maupun kecil,” tutur Kasmuri. Jumat (29/9/2023).

Menurut Kasmuri, bahwa warga berharap kepada pemerintah selain bantuan berupa gallery, juga dapat membentu tersedianya alat-alat seperti mesin jahit, mesin obras dan orderan pembuatan seragam dari dinas-dinas.

“Sehingga banyak tenaga kerja yang terserap,” ujar kasmuri selaku ketua kampung tematik KAMSO mengakhiri. 

Dikisahkan, Kasmuri, bahwa usaha yang dia bangun berawal saat dirinya pulang dari tanah Rantau di Jakarta pada tahun 1997.

“Jika ingin menjadi orang sukses merantau lah, itulah salah satu pesan orang tua kepada kita,” ucapnya.

Lebih lanjut Kasmuri mengaku, bahwa usaha konveksi yang dia dirikan didasarkan atas dorongan almarhum mantan Lurah Purwosari, Junaidi.

“Pada waktu itu, saya bersama warga perantau lainya sepakat mengembangkan usaha konveksi dengan berbekal ilmu yang didapat saat merantau dulu. Dimulai dari beli mesin 1 dan pinjaman modal dari bank akhirnya ada 28 rumah yang terlibat dalam usaha konveksi sampai sekarang,” pungkasnya. (Tasir/red)