SMPN 1 Getasan, Kab.Semarang Real School Literacy Education di Lereng Gunung Merbabu - SUARAKPK

BERITA HARI INI

Home Top Ad




 

Penghargaan dari Kedubes Maroko


 

03 Juni 2023

SMPN 1 Getasan, Kab.Semarang Real School Literacy Education di Lereng Gunung Merbabu

 

SMPN 1 Getasan, Kabupaten Semarang

UNGARAN, suarakpk.com – Merencanakan pendidikan terbaik bagi anak adalah kewajiban para orangtua. Salah satunya adalah memilih sekolah. Mungkin Anda telah memilih sekolah mana yang akan dituju untuk anak, tapi sudahkah pemilihan tersebut tepat?
Faktanya, fenomena globalisasi dan perkembangan teknologi turut mengubah beberapa sektor. Ironisnya perubahan ini tidak diimbangi dengan sistem pendidikan yang mumpuni. Sistem pendidikan di beberapa institusi masih menggunakan model tradisional. Hal ini membuat anak kemungkinan gagal untuk menghadapi masa depan yang cerah.

Studi U.S. National Science Foundation memaparkan di masa depan 80% pekerjaan di seluruh dunia akan membutuhkan tenaga ahli yang memiliki pemikiran kritis dan keterampilan memecahkan masalah.
Maka orangtua harus memilih pendidikan yang tepat bagi anak agar memiliki karakter dan pemikiran yang cerdas serta berjiwa kompetitif. Anak juga harus diarahkan untuk membangun pondasi kuat dalam ilmu sains, matematika, dan soft skill sejak dini agar bisa beprestasi di masa depan.
Pasalnya, 80% pekerjaan di masa depan di seluruh dunia membutuhkan keahlian di bidang Science, Technology, Engineering, Art and Math (STEAM).
Demi menjawab kebutuhan para orang tua, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Getasan, Kabupaten Semarang, memulai merintis sekolah unggulan dengan menghadirkan sistem pendidikan berbasis Digital dengan tetap mengenal budaya leluhur.

Sekolah yang memiliki 3 misi dalam pendidikan, telah berhasil membangun sistem pendidikan berwawasan tehnologi dan budaya.

Dituturkan Kepala Sekolah SMPN 1 Getasan, Supriyadi,S.Pd,M.Pd, kepada media suarakpk, bahwa sekolah yang dia pimpin telah merintis sekolahnya dengan konsep sekolah berwawasan wisata edukasi.

“Sekolah berwawasan wisata edukasi di SMPN 1 Getasan diawal dari arahan Bupati Semarang dan Kepala Dinas Pendidikan, sehingga guru-guru pada waktu itu, berusaha mengaplikasikan hal tersbeut,” tuturnya.

Dikatakannya Supri, bahwa sekolah yang terletak di lereng Gunung Merbabu, telah berhasil membangkitkan kesadaran mengaktualisasi lingkungan sekolah ramah anak, ramah lingkungan, bebas polusi dan penuh prestasi.

“Hal ini sejalan dengan konsep pendidikan dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Ristek dan Teknologi, tentang merdeka belajar termasuk di dalamnya adalah konsep merdeka sekolah,” kata supri saat ditemui di ruang kerja. Rabu (31/5/2023).

Supri mengungkapkan, bahwa jiwa merdeka pada diri anak dibangun tidak hanya dari wilayah pengembangan intelektual dengan menajamkan otak kiri semata. Bagian penting dari sisi kemanusiaan anak pada bagian otak kanan juga lebih urgen ditumbuhkembangkan.

“Jadilah mereka pribadi yang cerdas otak dan hati serta memiliki daya terapan yang mumpuni. Mewujudkan itu perlu dukungan lingkungan sekolah yang sehat, asri, menyenangkan dan inspiratif di samping kecukupan infrastruktur lain,” ungkapnya.

Dijelaskan Supri, mengapa disebut sekolah wisata? Menurutnya, Sekolah ini didesign sedemikian seperti ‘suasana’ tempat wisata.

“Jadi ‘suasana’ tempat wisata yang ditonjolkan seperti penataan ruang-ruang terbuka dengan berbagai jenis tanaman yang direkayasa seni pertamanan agar tampak indah. Dilengkapi dengan beberapa bangunan dan sentuhan seni lain melengkapi tata ruang terbuka. Tidak hanya layak sebagai ‘pabrik’ oksigen juga nilai estetika yang diharapkan dapat menumbuhkan sikap produktif terutama bagi warga sekolah. Sikap memelihara dan sayang sesama mahluk serta peduli lingkungan dibangun lewat pesan tersembunyi (hidden curriculum) dalam konsep bangunan pertamanan dengan sistem pendukungnya. Tepat disebut sekolah wisata,” jelasnya.

Lebih lanjut, Supri menerangkan, bahwa suasana serba menyenangkan termasuk lingkungan pergaulan sosialnya antar murid, murid dengan guru akan dapat saling menginspirasi.

“Bersamaan dengan itu, SMP 1 Getasan, sedang dipromosikan menuju sekolah unggulan, tentu belum cukup hanya mengandalkan lingkungan sekolah yang sehat, indah, asri, namun harus ada dukungan supra dan infrastruktur lain. Targetnya adalah tercipta sekolah yang (mendekati) ideal sebagai tempat belajar anak, tempat bekerja guru, bisa lebih produktif,” terangnya.

Supri menambahkan, bahwa suprastruktur yang dibangun saling menguatkan mewujudkan konsep sekolah wisata yang ramah anak, bebas polusi dan penuh prestasi tersebut adalah mendesign kultur sekolah yang demokratis, mengembangkan budaya bernalar, dialogis, saling menghargai/menghormati dan dijamin 100% bebas bulying. Bersih sampah plastik. Kecukupan air. Sistem irigasi tertata, kantin sehat, toilet bersih, tempat ibadah (semua agama), tempat parkir kendaraan, unit layanan kesehatan (UKS), perpustakaan berbasis digital, ruang tamu, lapangan dan gedung, ruang ekspresi dan galeri hasil unjuk kerja siswa, dan lain-lain, melengkapi profil ‘Real School Literacy Education’ ini.

“Secara teoritis, lingkungan yang sehat baik yang bersifat pisik maupun psikis akan menumbuhkan dorongan saraf otak lebih terbuka dalam proses aksi-reaksi dalam interaktifintrusksional yang itu menjadi syarat utama terjadinya proses edukasi yang efektif,” ujarnya.

Dijelaskan Supri bahwa sumber anggaran untuk suprastruktur seperti taman, gapura, menara bersumber sumbangan kepedulian orang tua siswa yang dikelola oleh komite sekolah dan guru-guru di SMPN 1 Getasan.

“Kami bersyukur dan berterimakasih, atas kepedulian semua pihak, sehingga berhasil membangun miniatur menara eiffel, taman sekolah dan gapura sekolah berbasis budaya jawa, walaupun tidak semua orang tua siswa menyumbang dengan nilai yang telah ditentukan bersama dalam rapat komite dengan orang tua siswa,” jelasnya.

Diungkapkan Supri, dengan adanya miniatur menara eiffel, taman sekolah dan gapura sekolah berbasis budaya jawa, telah berhasil menjadi SMPN 1Getasan juara I Sekolah Sehat, dan juara I Sekolah Adiwiyata di tingkat Kabupaten.

Foto : Kepala Sekolah SMPN 1 Getasan, Supriyadi,S.Pd,M.Pd (pojok kiri), Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Teguh Basuki,S.Pd (tengah), dan Guru Bidang Kurikulum, Nurul Kustiyati,S.Pd.Bio (kanan)

“Dengan terbangunannya suprastruktur tersebut, kami berhasil meraih juara I Sekolah Sehat, dan juara I Sekolah Adiwiyata di tingkat Kabupaten,” ungkap Supri yang didampingi Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas dan Sarpras, Yusuf Tri Purbosulo,S.Pd, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Teguh Basuki,S.Pd, Guru Bidang Sarpras, Ngatimin,S.Pd dan Guru Bidang Kurikulum, Nurul Kustiyati,S.Pd.Bio.

Selain itu, lanjut Supri, dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah, SMPN 1 Getasan juga ada pengolahan sampah menjadi kompos dan Bank Sampah.

“Di sekolah ini, juga ada tempat pengolahan sampah menjadi sampah dan bank sampah,” ucapnya.

Di sisi lain, menanggapi ada tuduhan pungutan uang ujian, Guru Bidang Kurikulum, Nurul Kustiyati,S.Pd.Bio, menjelaskan, bahwa capaian nilai siswa siswi kelas IX, masih rata-rata di bawah KKM, sehingga untuk mencapai nilai sesuai KKM, orang tua siswa bersama Komite Sekolah, bersepakan mengusulkan ke sekolah untuk diadakan tambahan jam belajar dan uji coba ujian.

“Pada 1 Oktober 2022, kami menginformasikan bahwa capaian nilai anak-anak masih di bawah KKM, sehingga orang tua siswa bersama komite sekolah meminta pihak sekolah untuk menambah jam jam belajar dan uji coba ujian,” jelasnya.

Ditandaskan Nurul, bahwa untuk memenuhi usulan orang tua siswa dan komite, pihak sekolah tidak memiliki anggaran cukup dan dana BOS juga tidak mencukupi untuk pembiayaan kegiatan tersebut.

“Pada awalnya, kami menyampaikan, bahwa Dana BOS hanya mampu mendukung 50% pembiayaan tambahan pelajaran dan pengadaan alat tulis untuk pelatihan soal ujian, namun orang tua siswa dan Komite bersepakat menggalang dana melalui sumbangan dengan nilai nominal dibagi rata, itupun tidak semua orang tua siswa membayar, ada sebagian yang tidak ikut iuran, dan tidak dipersoalan sekolah,” tandasnya.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas dan Sarpras SMPN 1 Getasan, Yusuf Tri Purbosulo,S.Pd menjelaskan Literasi Budaya kepada Wartawan media SUARAKPK

Sementara, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Teguh Basuki,S.Pd, menambahkan, terkait adanya tuduhan iuran wasana warsa siswa, telah dibatalkan sekolah, dikarenakan adanya surat perubahan pengumuman kelulusan.

“Ya memang awalnya, siswa siswi meminta diakan wasana warsa, karena sejak Covid 19 kemarin, semua kegiatan sekolah berhenti, proses belajar mengajar dilakukan secara during, sehingga tahun 2023 ini, siswa siswi mengusulkan diadakan wasana warsa sebagai sarapa perpisahan siswa siswi sekolah, namun karena adanya surat perubahan jadwal pengumuman kelulusan, akhirnya kami bersama panitia bersepakat untuk membatalkan kegiatan wasana warsa secara bersama dan mengembalikan iuran yang terkumpul serta mengembalikan kegiatan perpisahan sesuai kreatifitas anak-anak,” imbuhnya.

Terpisah, media suarakpk saat diajak berkeliling setiap sudut dan ruang sekolah, oleh Guru Bidang Sarpras, Ngatimin,S.Pd, mendapati suasana sekolah yang asri, indah, bersih dan inovatif membuktikan pengelolaan sekolah yang tersusun rapi, sehingga media suarakpk tidak ingin kehilangan moment, mengambil gambar video disetiap sudut dan ruang sekolah tersebut. Dan hasil video akan menjadi bukti bagaimana kondisi sekolah SMPN 1 Getasan yang lain daripada yang lain, bisa ditonton di Channel Youtube SUARAKPKTV Official. (tim red)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT SUARAKPK Ke 9 (2018)