SMPN 1 Getasan, Kabupaten Semarang |
UNGARAN, suarakpk.com – Merencanakan pendidikan
terbaik bagi anak adalah kewajiban para orangtua. Salah satunya adalah memilih
sekolah. Mungkin Anda telah memilih sekolah mana yang akan dituju untuk anak,
tapi sudahkah pemilihan tersebut tepat?
Faktanya, fenomena globalisasi dan perkembangan
teknologi turut mengubah beberapa sektor. Ironisnya perubahan ini tidak
diimbangi dengan sistem pendidikan yang mumpuni. Sistem pendidikan di beberapa
institusi masih menggunakan model tradisional. Hal ini membuat anak kemungkinan
gagal untuk menghadapi masa depan yang cerah.
Studi U.S. National Science Foundation
memaparkan di masa depan 80% pekerjaan di seluruh dunia akan membutuhkan tenaga
ahli yang memiliki pemikiran kritis dan keterampilan memecahkan masalah.
Maka orangtua harus memilih pendidikan yang
tepat bagi anak agar memiliki karakter dan pemikiran yang cerdas serta berjiwa
kompetitif. Anak juga harus diarahkan untuk membangun pondasi kuat dalam ilmu
sains, matematika, dan soft skill sejak dini agar bisa beprestasi di masa depan.
Pasalnya, 80% pekerjaan di masa depan di seluruh
dunia membutuhkan keahlian di bidang Science, Technology, Engineering, Art and
Math (STEAM).
Demi menjawab kebutuhan para orang tua, Sekolah
Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Getasan, Kabupaten Semarang, memulai merintis
sekolah unggulan dengan menghadirkan sistem pendidikan berbasis Digital dengan
tetap mengenal budaya leluhur.
Sekolah yang memiliki 3 misi dalam pendidikan,
telah berhasil membangun sistem pendidikan berwawasan tehnologi dan budaya.
Dituturkan Kepala Sekolah SMPN 1 Getasan, Supriyadi,S.Pd,M.Pd, kepada media suarakpk, bahwa sekolah yang dia pimpin telah merintis sekolahnya dengan konsep sekolah berwawasan wisata edukasi.
“Sekolah berwawasan wisata edukasi di SMPN 1
Getasan diawal dari arahan Bupati Semarang dan Kepala Dinas Pendidikan,
sehingga guru-guru pada waktu itu, berusaha mengaplikasikan hal tersbeut,”
tuturnya.
Dikatakannya
Supri, bahwa sekolah yang terletak di lereng Gunung Merbabu, telah berhasil
membangkitkan kesadaran mengaktualisasi lingkungan sekolah ramah anak, ramah lingkungan,
bebas polusi dan penuh prestasi.
“Hal
ini sejalan dengan konsep pendidikan dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
Ristek dan Teknologi, tentang merdeka belajar termasuk di dalamnya adalah
konsep merdeka sekolah,” kata supri saat ditemui di ruang kerja. Rabu
(31/5/2023).
Supri
mengungkapkan, bahwa jiwa merdeka pada diri anak dibangun tidak hanya dari
wilayah pengembangan intelektual dengan menajamkan otak kiri semata. Bagian
penting dari sisi kemanusiaan anak pada bagian otak kanan juga lebih urgen
ditumbuhkembangkan.
“Jadilah
mereka pribadi yang cerdas otak dan hati serta memiliki daya terapan yang mumpuni.
Mewujudkan itu perlu dukungan lingkungan sekolah yang sehat, asri, menyenangkan
dan inspiratif di samping kecukupan infrastruktur lain,” ungkapnya.
Dijelaskan Supri, mengapa disebut sekolah wisata? Menurutnya,
Sekolah ini didesign sedemikian seperti ‘suasana’ tempat wisata.
“Jadi ‘suasana’ tempat wisata yang ditonjolkan
seperti penataan ruang-ruang terbuka dengan berbagai jenis tanaman yang
direkayasa seni pertamanan agar tampak indah. Dilengkapi dengan beberapa bangunan
dan sentuhan seni lain melengkapi tata ruang terbuka. Tidak hanya layak sebagai
‘pabrik’ oksigen juga nilai estetika yang diharapkan dapat menumbuhkan sikap
produktif terutama bagi warga sekolah. Sikap memelihara dan sayang sesama
mahluk serta peduli lingkungan dibangun lewat pesan tersembunyi (hidden
curriculum) dalam konsep bangunan pertamanan dengan sistem pendukungnya. Tepat
disebut sekolah wisata,” jelasnya.
Lebih lanjut, Supri menerangkan, bahwa suasana serba
menyenangkan termasuk lingkungan pergaulan sosialnya antar murid, murid dengan
guru akan dapat saling menginspirasi.
“Bersamaan dengan itu, SMP 1 Getasan, sedang
dipromosikan menuju sekolah unggulan, tentu belum cukup hanya mengandalkan
lingkungan sekolah yang sehat, indah, asri, namun harus ada dukungan supra dan
infrastruktur lain. Targetnya adalah tercipta sekolah yang (mendekati) ideal
sebagai tempat belajar anak, tempat bekerja guru, bisa lebih produktif,”
terangnya.
Supri menambahkan, bahwa suprastruktur yang dibangun
saling menguatkan mewujudkan konsep sekolah wisata yang ramah anak, bebas
polusi dan penuh prestasi tersebut adalah mendesign kultur sekolah yang
demokratis, mengembangkan budaya bernalar, dialogis, saling
menghargai/menghormati dan dijamin 100% bebas bulying. Bersih sampah plastik.
Kecukupan air. Sistem irigasi tertata, kantin sehat, toilet bersih, tempat
ibadah (semua agama), tempat parkir kendaraan, unit layanan kesehatan (UKS),
perpustakaan berbasis digital, ruang tamu, lapangan dan gedung, ruang ekspresi
dan galeri hasil unjuk kerja siswa, dan lain-lain, melengkapi profil ‘Real School Literacy Education’ ini.
“Secara teoritis, lingkungan yang sehat baik yang
bersifat pisik maupun psikis akan menumbuhkan dorongan saraf otak lebih terbuka
dalam proses aksi-reaksi dalam interaktifintrusksional yang itu menjadi syarat
utama terjadinya proses edukasi yang efektif,” ujarnya.
Dijelaskan Supri bahwa sumber anggaran untuk suprastruktur
seperti taman, gapura, menara bersumber sumbangan kepedulian orang tua siswa
yang dikelola oleh komite sekolah dan guru-guru di SMPN 1 Getasan.
“Kami bersyukur dan berterimakasih, atas kepedulian
semua pihak, sehingga berhasil membangun miniatur menara eiffel, taman sekolah
dan gapura sekolah berbasis budaya jawa, walaupun tidak semua orang tua siswa
menyumbang dengan nilai yang telah ditentukan bersama dalam rapat komite dengan
orang tua siswa,” jelasnya.
Diungkapkan Supri, dengan adanya miniatur menara eiffel,
taman sekolah dan gapura sekolah berbasis budaya jawa, telah berhasil menjadi SMPN
1Getasan juara I Sekolah Sehat, dan juara I Sekolah Adiwiyata di tingkat
Kabupaten.
Foto : Kepala Sekolah SMPN 1 Getasan, Supriyadi,S.Pd,M.Pd (pojok kiri), Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Teguh Basuki,S.Pd (tengah), dan Guru Bidang Kurikulum, Nurul Kustiyati,S.Pd.Bio (kanan)
“Dengan terbangunannya suprastruktur tersebut, kami berhasil meraih juara I Sekolah Sehat, dan juara I Sekolah Adiwiyata di tingkat Kabupaten,” ungkap Supri yang didampingi Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas dan Sarpras, Yusuf Tri Purbosulo,S.Pd, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Teguh Basuki,S.Pd, Guru Bidang Sarpras, Ngatimin,S.Pd dan Guru Bidang Kurikulum, Nurul Kustiyati,S.Pd.Bio.Selain itu, lanjut Supri, dalam menjaga kebersihan
lingkungan sekolah, SMPN 1 Getasan juga ada pengolahan sampah menjadi kompos
dan Bank Sampah.
“Di sekolah ini, juga ada tempat pengolahan sampah
menjadi sampah dan bank sampah,” ucapnya.
Di sisi lain, menanggapi ada tuduhan pungutan uang
ujian, Guru Bidang Kurikulum, Nurul Kustiyati,S.Pd.Bio, menjelaskan, bahwa capaian
nilai siswa siswi kelas IX, masih rata-rata di bawah KKM, sehingga untuk
mencapai nilai sesuai KKM, orang tua siswa bersama Komite Sekolah, bersepakan
mengusulkan ke sekolah untuk diadakan tambahan jam belajar dan uji coba ujian.
“Pada 1 Oktober 2022, kami menginformasikan
bahwa capaian nilai anak-anak masih di bawah KKM, sehingga orang tua siswa
bersama komite sekolah meminta pihak sekolah untuk menambah jam jam belajar dan uji coba ujian,” jelasnya.
Ditandaskan Nurul, bahwa untuk memenuhi usulan orang
tua siswa dan komite, pihak sekolah tidak memiliki anggaran cukup dan dana BOS
juga tidak mencukupi untuk pembiayaan kegiatan tersebut.
“Pada awalnya, kami menyampaikan, bahwa Dana BOS hanya
mampu mendukung 50% pembiayaan tambahan pelajaran dan pengadaan alat tulis
untuk pelatihan soal ujian, namun orang tua siswa dan Komite bersepakat
menggalang dana melalui sumbangan dengan nilai nominal dibagi rata, itupun
tidak semua orang tua siswa membayar, ada sebagian yang tidak ikut iuran, dan
tidak dipersoalan sekolah,” tandasnya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas dan Sarpras SMPN 1 Getasan, Yusuf Tri Purbosulo,S.Pd menjelaskan Literasi Budaya kepada Wartawan media SUARAKPK |
Sementara, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Teguh Basuki,S.Pd, menambahkan, terkait adanya tuduhan iuran wasana warsa siswa, telah dibatalkan sekolah, dikarenakan adanya surat perubahan pengumuman kelulusan.
“Ya memang awalnya, siswa siswi meminta diakan
wasana warsa, karena sejak Covid 19 kemarin, semua kegiatan sekolah berhenti,
proses belajar mengajar dilakukan secara during, sehingga tahun 2023 ini, siswa
siswi mengusulkan diadakan wasana warsa sebagai sarapa perpisahan siswa siswi
sekolah, namun karena adanya surat perubahan jadwal pengumuman kelulusan,
akhirnya kami bersama panitia bersepakat untuk membatalkan kegiatan wasana
warsa secara bersama dan mengembalikan iuran yang terkumpul serta mengembalikan
kegiatan perpisahan sesuai kreatifitas anak-anak,” imbuhnya.
Terpisah, media suarakpk saat diajak berkeliling setiap
sudut dan ruang sekolah, oleh Guru Bidang Sarpras, Ngatimin,S.Pd, mendapati
suasana sekolah yang asri, indah, bersih dan inovatif membuktikan pengelolaan
sekolah yang tersusun rapi, sehingga media suarakpk tidak ingin kehilangan
moment, mengambil gambar video disetiap sudut dan ruang sekolah tersebut. Dan hasil
video akan menjadi bukti bagaimana kondisi sekolah SMPN 1 Getasan yang lain
daripada yang lain, bisa ditonton di Channel Youtube SUARAKPKTV Official. (tim
red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar