GROBOGAN, suarakpk.com - Baru-baru ini Gubernur Ganjar Pranowo dalam kunjungan kerjanya di Desa Mlilir Kabupaten Grobogan , bertekad untuk memperhatikan warganya yang tergolong dalam kondisi miskin ektrim. Kriteria miskin ektrim adalah kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, yaitu makanan, air bersih, layak sanitasi, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan dan akses informasi pendapatan dan layanan sosial.
Sehubungan dengan adanya tekad Gubernur Ganjar itu Media SUARAKPK mencoba untuk mendalami sejauh mana reaksi ditingkat desa dalam menindak lanjuti arahan gubernur tersebut.
Pada pemberitaan edisi 127 yang lalu media SUARAKPK berhasil mewawancarai pasangan suami istri, yang terindikasi dalam keadaan miskin ekstrim.
Pasangan keluarga ini adalah Mungin (57) dan Murtini (45), asal Desa Ngroto RT 04 RW 01 Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Pasangan suami istri dengan 2 orang anak ini tinggal dirumah tua berada di pojok kampung dengan suasana sepi di bawah rerimbunan hutan desa milik penduduk. Dari ungkapan kedua pasangan ini mereka berharap ada bantuan pemerintah untuk memperbaiki rumahnya, yang disana sini sudah mulai lapuk dimakan usia dan kondisi sanitasi yang buruk.
Dalam pemberitaan sebelumnya sang istri kedapatan berprofesi sebagai pengemis, karena memang tidak mempunyai pekerjaan tetap, disamping kurangnya pengetahuan, disisi lain ada catat fisik bagian mata. Sedangkan sang suami juga mengalami hal yang sama, tidak ada pekerjaan yang tetap dan setiap hari hanya berkedok sebagai tukang jahit sepatu keliling, sambil mengantar istrinya untuk menjalani profesi pengemis dari desa ke desa. " Tiap pagi saya mengantar istri saya , mencari rejeki mas, sorenya saya jemput kembali," kata Mungin saat ditemui dirumahnya beberapa hari yang lalu.
Satu hal Yang menjadi sorotan, adalah disaat aksinya meminta-minta sang istri membawa anaknya berinisial IS ( 11 ) yang ternyata anak putus sekolah. IS putus sekolah sejak kelas 1 SD diduga dibully teman-temannya karena profesi orang tuanya.
Menanggapi hal ini Kepala Desa Ngroto Supardi saat ditemui di Kantor Desanya, Senin (27/02/2023), mengaku tidak tahu perihal kondisi warganya tersebut.
"Terimakasih mas, sudah membantu ada informasi ini,segera akan saya ambil sikap," katanya.
Lebih lanjut dirinya akan berusaha konfirmasi di lapangan dan akan mendatangi sekolah tempat IS semula belajar.
"Saya juga akan datangi sekolah, untuk mengetahui hal yang sebenarnya terjadi," pungkasnya. (Hari/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar