BANTUL, suarakpk.com -Bulan Sya'ban dalam kalender Islam merupakan bulan utama sebelum masuk dalam Bulan Suci Ramadhan, bagi masyarakat Jawa, Bulan Sya'ban disebut Bulan Ruwah (penanggalan Jawa), pada bulan tersebut masyarakat Jawa yang beragama Islam dimanfaatkan untuk mengingat leluhur yaitu dengan bersih bersih makam, ziarah serta menggelar upacara Sadranan.
Seperti warga Padukuhan Joho Kalurahan Jambitan Kapanewon Banguntapan Kabupaten Bantul DIY, mereka menggelar tradisi Nyadran pada Tanggal 20 Sya'ban (Ruwah) tepatnya Hari Minggu 12 Maret 2023, menurut Imam Rois Dusun Joho Asngari, rangkaian tradisi Nyadran diawali sehari sebelumnya yaitu pada Sabtu malam Minggu digelar doa tahlil bersama di pendopo depan makam dusun.
"Disini Nyadran digelar pada tanggal 20 Ruwah, sebelumnya pada malam 20, kami mengadakan tahlil bersama seluruh warga dusun joho dipendopo makam dusun, dan untuk puncaknya pada pagi ini kami menggelar shodakohan juga dipendopo makam, seluruh warga lali laki hadir, bahkan dari luar dusun yang ada famili dari sini, juga anak anak", terang Rois Asngari.
Senada dengan Rois, salah satu tokoh masyarakat dusun joho bernama Mulyono atau akrab dipanggil Pak Mul, menyampaikan jika tradisi nyadran adalah tradisi warisan leluhur, khususnya ditanah Jawa, Mulyono juga menceritakan jika dusun joho komitmen mempertahankan tradisi adat budaya leluhur yang nyata sudah tergerus keberadaannya.
"Nyadran adalah tradisi budaya Jawa, Nyadran adalah rangkaian kirim doa bagi para leluhur baik itu orang tua, nenek dan buyut yang sudah meninggal", ucap Pak Mul.
"Kami masyarakat dusun joho komitmen menjaga dan mempertahankan tradisi adat budaya leluhur, karena kalau bukan kami yang menjaga, adat budaya Jawa akan tergerus sampai anak cucu kita tidak mengenal", pungkasnya. (gianto/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar