YOGYAKARTA, suarakpk.com -Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Polda DIY) dibawah komando Irjen Suwondo Nainggolan S.I.K., M.M kembali melaksanakan giat rutin Jumat Curhat, pada kegiatan kali ini bertempat di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta. Jumat (17/03/2023).
Giat Jumat Curhat ini bertujuan untuk menyerap aspirasi dan keluhan masyarakat, khususnya pengunjung, pedagang/pelaku usaha dan warga masyarakat sekitar Pasar Beringharjo, giat ini juga untuk meningkatkan pelayanan Polri di masyarakat.
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan, S.I.K., M.M., pimpin langsung giat Jumat Curhat dengan didampingi Pejabat Utama Polda DIY serta Kapolresta Yogyakarta
Dalam sesi tanya jawab, Parmin salah satu tukang becak di Malioboro mengeluhkan kemacetan khususnya di depan Pasar Beringharjo.
"Kami mengeluhkan kemacetan di jalan khususnya di depan Pasar Beringharjo, kami berharap kepolisian dalam hal ini polantas mengaktifkan kembali rambu-rambu lalu-lintas yang sudah lama di abaikan masyarakat", kata Parmin.
"Untuk personil di sekitaran Malioboro mohon ditambah dan dibangun Pos Polisi untuk pengaduan masyarakat, agar problem-problem di Malioboro cepat teratasi", imbuhnya.
Menanggapi pertanyaan Parmin Kapolda DIY langsung memerintahkan Direktorat Lalu-Lintas Polda DIY dan jajaranya untuk segera mendiskusikan dengan para tukang becak untuk mengatur sistem pengurai kemacetan.
"Untuk Ditlantas dan jajaran akan segera mendiskusikan dengan para tukang becak untuk mengatur sistemnya, termasuk sistem untuk tukang parkir sehingga bisa mengurangi kemacetan, diharapkan dari Pemda juga dan TNI juga hadir, yang nantinya juga akan membidik bagaimana mengatur parkir", tutur Kapolda.
Sementara salah satu pedagang di Pasar Beringharjo terkait kejahatan jalanan mengusulkan, untuk mengadakan pendidikan mental di sekolah dari anggota Polri dan memberikan wadah untuk berekspresi bagi para siswa-siswa sekolah.
Menanggapi pertanyaan dan usulan dari salah satu pedagang Pasar Beringharjo, Kapolda mengatakan bahwa Kepolisian akan segera menemukan langkah untuk mengatasi kejahatan jalanan tersebut.
"Rabu mendatang kami akan memaparkan sehingga akan ditemukan langkahnya, dari Bulan November kami melakukan pencegahan, termasuk razia pada orang yang nongkrong dan berpotensi melakukan kejahatan jalanan", ungkap Kapolda.
"Pendidikan mental sudah dilakukan, di Kabupaten Sleman sendiri sudah 35 sekolah menyatakan diri tidak ada genk sekolah, kemudian di Bantul ada kegiatan yang menyatakan bebas genk sekolah dan bebas dari knalpot blombongan", pungkas Kapolda DIY. (Jim/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar