GROBOGAN, suarakpk.com - Dunia pendidikan yang merupakan kebutuhan pokok anak pada usia dini atau wajib belajar seharusnya menjadi perhatian sepenuhnya, khususnya orang tua siswa maupun lingkungan dimana dia tinggal. Namun terkadang masih saja ada orang tua yang tidak atau kurang memperhatikan masa depan anaknya melalui bangku sekolah.
Masih sering dijumpai pada tempat tertentu, anak yang seharusnya duduk di bangku sekolah, malah berkeliaran di jalanan, masih saja sering muncul fenomena anak jalanan. Di halte umum, di perempatan lampu merah bahkan di tempat - tempat umum masih saja terjadi. Hal ini perlu adanya perhatian khusus pihak- pihak terkait utamanya kementerian pendidikan dan dinas - dinas terkait. Nasib mereka sebagai anak bangsa, sangatlah diharapkan adanya kepedulian khususnya bagi anak yang terpinggirkan dan mereka yang berkebutuhan khusus
Di Grobogan seorang anak bernama Ibnu Suwarto ( 11 ), kedapatan hidup di jalanan, bersama seorang ibu yang mengaku sebagai ibu kandungnya. Keduanya berjalan beriring menelusuri jalanan antar kampung dan ternyata usut punya usut sang ibu berprofesi sebagai pengemis jalanan. Anaknya terpaksa diajak karena tidak sekolah dan di rumah tidak ada teman. Hal ini terungkap dari penuturan
seorang penjual warung angkringan R ( 50 ) di Desa Werdoyo, jalan raya Truko - Penawangan. Kepada Media dirinya mengungkapkan rasa prihatin dengan perasaan penuh simpati terhadap nasib sang anak dan berharap ada kepedulian pihak terkait. " Saya sangat kasihan melihat anak itu, saya tanya katanya putus sekolah, " tuturnya kepada media, Jum'at ( 27/01/23 ) di lapak angkringannya.
Dengan bermodal info asal sekolah, Media SUARAKPK mencoba menelisik keberadaan si anak dimaksud dan setelah beberapa proses penelusuran sampailah lokasi tempat tinggalnya.
Sebuah rumah tua berbahan kayu, dengan kondisi memprihatinkan, berlokasi di pinggir perkampungan tepatnya di Desa Ngroto RT 04 RW 01 Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Suasana memang sunyi sepi, karena berada dipojok dikelilingi pepohonan dan rerimbunan pohon bambu. Tampak Ibnu bersama kedua orangtuanya sedang duduk- duduk bersila di lantai rumah. Anak dari pasangan Mungin (55) dan Wartini ( 46 ) itu berhasil ditemui Media. Dengan wajah tampak takut menjawab beberapa pertanyaan media. Ketika ditanya perihal kenapa putus sekolah, dengan nada setengah tertekan dijawabnya karena merasa tidak berani ke sekolah lagi alias takut. " Suruh keluar sekolah oleh bu guru, " jawabnya singkat. " Dulu pernah sekolah pak, tapi suruh keluar gurunya, " sahut sang ibu. Anak dengan wajah penuh tertekan itu, masih juga menjawab ketika ditanya soal cita-citanya. " Ingin jadi tentara, " jawabnya dengan sedikit senyum tipis.
Seorang tetangga yang enggan disebut namanya membenarkan, informasi yang berhasil dihimpun tentang putusnya sekolah. " Ya, mas dulu pernah sekolah,tetapi jarang berangkat, mungkin di bully sama teman-temannya jadi tidak mau sekolah lagi, " jelasnya. Diketahui sang ibu ternyata berprofesi sebagai peminta minta atau pengemis jalanan, dan hal ini diduga menjadi bahan Bullyan temannya di sekolah.
Terpisah Misbahul Munir Ketua RT 04 RW 01 Desa Ngroto, memberikan keterangan yang sama, bahwa keluarga Ibnu Suwarto terkenal tertutup dan jarang bersosialisasi dengan lingkungan.
" Memang benar anaknya tidak mau sekolah lagi, malah sering ikut ibunya meminta -minta, " jelasnya. Ketua RT didampingi beberapa warga berharap ada perhatian dari pihak pemerintah mencari solusi agar Ibnu bisa bersekolah lagi.
Media SUARAKPK belum berhasil menemui pihak sekolah yang diduga mengeluarkan Ibnu dari bangku sekolah, dimana ia seharusnya menyelesaikan sekolahnya.
Informasi yang berhasil dihimpun, sekolah dimaksud adalah SD Negeri 1 Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan, yang seharusnya dirinya masih berstatus menjadi anak didik di sekolah itu. ( hari /red )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar