Oleh; Tonazaro Harefa, S.H
(Wartawan Media suarakpk.com)
Pergantian tahun merupakan suatu tradisi yang selalu dirayakan umat di seluruh dunia terutama kaum beragama kristen dan tidak luput juga umat lain, hal ini dilakukan salah satu tujuannya dalam rangka menjaga kerukunan antar umat beragama.
Makna dari perayaan setiap pergantian tahun adalah sejatinya menjadi momen yang tepat untuk merenungi hal-hal yang telah terlewati sepanjang tahun yang lalu, serta memproyeksikan diri untuk setahun yang akan datang, khususnya bagi umat kristiani sehingga menjadi refleksi diri agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik di tahun berikutnya (detik.com Selasa, 27 Desember 2022 09:10Wib).
Setiap akhir tahun dan awal tahun masehi yang didasarkan pada kelahiran Yesus, sebagian besar umat kristiani di seluruh dunia akan mengadakan ibadah di gereja, ibadah yang dilakukan pada akhir tahun ini merupakan serangkaian dari peringatan Natal yang jatuh setiap 25 Desember.
Seperti diketahui bahwa Natal tahun 2022 ini memiliki tema yang bermakna sangat besar yaitu "Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan Lain", (Matius 2:12) damai dan kegembiraan menjadi ikrar bersama dalam mengisi Natal tahun ini.
Perayaan Natal 25/26 Desember 2022 dan menyongsong Tahun Baru 01 Januari 2023 orang kadang memaknai dengan berbagai pernak-pernik natal berwarna merah, hijau, kuning, hijau putih dan sebagainya, termasuk ucapan selamat dengan kalimat yang indah, memikau dan lainnya adalah hanya merupakan sebuah tradisi untuk memeriahkan saja sebagai kreatifitas dan lambang kegembiraan, memeriahkan sebagaimana jejak sejarah dan legenda dari abad ke abad.
Berbagai kreatifitas yang dilakukan untuk menggambarkan kegembiraan sebagai ide tanda keceriaan yang dipasang di didalam dan diluar gereja, bahkan dirumah-rumah dan dilingkungan tertentu, seperti pembuatan pohon natal berukuran raksasa disejumlah sudut kota, tidak asing lagi dengan lingkaran yang terbuat dari untaian jerami dan daun-daun hijau ini sebagai hiasan disebut krans dedaunan bentuknya melingkar, menandakan cinta sang pencipta yang tiada akhir.
Bintang Natal yang sering diletakkan pada bagian puncak pohon merupakan simbol kota Betlehem, kota tersebut merupakan tempat kelahiran Sang Juru Selamat, seperti yang di Imani umat Nasrani. Hal ini juga mengisahkan berita kelahiran juru selamat saat itu terdengar sampai ke telinga Tiga Raja dari Timur merekapun kemudian mengikuti sebuah bintang di langit sebagai satu-satunya penunjuk jalan yang dimiliki. Berkat ketaatan mengikuti petunjuk arah dari bintang ini, sampailah mereka pada kandang tempat Yesus dilahirkan, sejak ituah bintang Betlehem terkenal dan menjadi salah satu simbol terpenting saat Natal.
Penyalaan lilin juga menjadi suatu tradisi saat momen natal yang paling teduh dalam gereja karena hanya mengandalkan lilin sebagai penerang selama ibadah berlangsung. Menyalakan lilin saat Natal dinilai membuat suasana terasa lebih damai, selain itu cahaya lilin yang menerangi ruangan sekitar juga diibaratkan seperti jalan keselamatan bagi orang sekitar.
Mahkota duri yang sering dipampang di depan pintu atau dijendela-jendela walaupun hanya dianggap sebagai hiasan menggambarkan makna dan inspiratif kreatif pertama kali hadir dari mahkota duri yang dipakai Yesus saat disalibkan, tidak heran kalau simbol ini wajib untuk selalu dipakai setiap memasuki bulan Desember.
Semuanya ini tentu dilakukan sebagai bentuk suka cita untuk mengenang dan memeriahkan sekaligus untuk memaknai selalu sehingga bisa mengingatkan dengan kebaikan penciptanya setiap saat.
Pergantian tahun yang dimulai dengan perayaan natal kadang ada juga yang memaknai dengan berbagai kebiasaan namun karena situasi kondisi (sikon) yang kurang memadai karena keterbatasan ekonomi sehingga pernak-pernik tersebut tadi tidak terpenuhi, terutama seperti pembelian baju/seragam baru bagi keluarga (anak, bapak dan ibu), pada pertukaran tahun pengadaan makanan yang mewah, gurih (kue tahun baru), tentu semuanya itu kadang tidak menjadi tolok ukur namun tentu yang terutama selalu dipertahankan adalah kepercayaan dan kedewasaan imannya dalam kristus sang penciptanya sehingga selalu tidak akan luput dalam "mengucap syukur" atas nafas dan pertolongan Tuhan Yesus yang menyertai selama hidupnya.
Untuk selalu intropeksi maka munculah suatu pertanyaan dan tentunya mari kita renungkan untuk menjawab sendiri terutama bagi pembaca sehingga menjadi refleksi memaknai perayaan natal dan pergantian tahun baru saat ini secara benar. Berikut pertanyaannya adalah apakah perayaan Natal dan pertukaran tahun baru dapat berjalan kalau semua parnak-pernik natal sudah dimiliki? Apakah perayaan natal dan pertukaran tahun baru hanya bisa terlaksana dengan adanya pembelian baju baru dengan modal memaksakan diri untuk meminjam uang saja tanpa memikirkan pembayarannya secara tepat dan tidak beresiko? Apakah pergantian tahun atau setelah tiba tahun baru tidak akan terjadi jika kue bolu dengan sejumlah embel-embel makanan yang dapat merugikan kesehatan anda tidak ada? Tentu jawabannya cukup kita renungkan dengan hidup sederhana dan Iman yang kuat yang selalu hidup dalam diri masing-masing untuk selama-lamanya. Selamat Natal 25/26 Desember 2022 dan Selamat Tahun Baru 01 Januari 2023, mohon maaf lahir dan batin, semoga TYM, Amen. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar