Diduga Mencari Titik Aman, Pemborong Meminta Tolong Beberapa Pihak Untuk Kondisikan Media SUARAKPK, Termasuk Minta Bantuan Kanit Tipikor Polres Gunungkidul - SUARAKPK

BERITA HARI INI

Home Top Ad


HUT SUARAKPK Ke 15


 

Penghargaan dari Kedubes Maroko


 

05 Februari 2022

Diduga Mencari Titik Aman, Pemborong Meminta Tolong Beberapa Pihak Untuk Kondisikan Media SUARAKPK, Termasuk Minta Bantuan Kanit Tipikor Polres Gunungkidul

GUNUNGKIDUL, suarakpk.com – Dugaan ada penyimpangan material dalam pembangunan jembatan Rejosari III yang terletak di Kalurahan Serut, Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul, yang dikerjakan oleh CV. TIRTA MULIA, Konsultan Perencana PT. Wastu Konsultan serta Konsultan Pengawas CV. Prasida Konsultan, semakin menjadi sorotan masyarakat, serta Penegak hukum, di Kabupaten Gunungkidul.

Pasalnya, Proyek senilai Rp.2.149.103.000, yang bersumber dari Pemerintah Kabupaten Gunungkidul DPUPR dan Kawasan Pemukiman, yang belum selesai penyelidikan oleh penegak hukum, namun justru telah diresmikan oleh Bupati Gunungkidul.

Sebagaimana dijelaskan Kanit Tipikor, Polres Gunungkidul, Ibnu Ali PH,SH,MH. saat di konfirmasi media suarakpk, belum lama ini, jumat (4/1/2022) melalui sembungan seluler Whatsapp, dirinya mengaku sedang dan telah meminta keterangan kepada penanggung jawab di lapangan dan sudah mengecek di lapangan.

"Terkait jembatan serut itu, kami sudah memintai keterangan kepada penanggungjawab lapangan,  dan kami sudah cek ke jembatan tersebut, dan rencana ke depan kami akan meminta keterangan kepada konsultan dan instansi terkait, serta mengumpulkan bukti - bukti atas pembangunan tersebut, karena masih penyelidikan, jadi belum bisa kami berikan keterangan secara gamblang, sambil menunggu audit dari BPK, nanti hasilnya bagaimana," jelasnya.

Selain itu Ibnu Ali juga mengaku, bahwa dirinya dimintai tolong oleh pihak pemborong untuk mempertemukan wartawan suarakpk guna dapat didiskusikan bersama dalam pemberitaan dugaan adanya penyimpangan.

Baca Juga : Dugaan Adanya Penyimpangan Material Dalam Pembangunan Jembatan Rejosari III Serut, Gedangsari, Gunungkidul, Kemana Pengawasannya?

"Bahwa orang tersebut (pemborong Agus/red), minta tolong ke aku, untuk ketemu dirimu, makanya aku telpon dirimu bisa ketemu nggak, dan sudah aku jelaskan kalau semuanya aku persilahkan dirimu dan orang tersebut (pemborong Agus/red),"ujarnya

Karena permintaan Pemborong Agus melalui Kanit Tipikor Polres Gunungkidul, ditolak wartawan, tidak menjadikan surut niatnya, pemborong agus melalui temannya pemborong jamiar dan fajar juga meminta tolong kepada seseorang yang enggan disebut Namanya, selasa (1/2/2022) menemui media suarakpk untuk pengondisian kepada media suarakpk.

"Mas aku dimintai tolong agus, untuk mengkondisikan dirimu terkait jembatan serut itu gimana," ucapnya.

Terpisah, Pemborong agus pun, dengan didampingi fajar, sempat mendatangi Redaksi Media SUARAKPK di Tingkir, Kota Salatiga, untuk meminta tolong mengkondisikan wartawannya di Gunungkidul.

“Betul mas, Pak Agus dengan didampingi mas Fajar dan diantar oleh teman, datang ke redaksi untuk meminta tolong, mengkondisikan jenengan, namun saya bilang, bahwa semua pemberitaan investigasi, diserahkan ke wartawan lapangan, redaksi tidak berhak mengintervensi wartawan di lapangan,” kata Pimpinan Redaksi media SUARAKPK, Imam Supaat belum lama ini.

Ditambahkan Imam, bahwa jika untuk mempertemukan dengan wartawan sebagai upaya mengklarifikasi bersama, dirinya mengungkapkan, kesanggupannya mempertemukan dengan wartawan di lapangan.

“Hari dan tempat sudah direncanakan, untuk saya mendengar secara langsung dari kedua belah pihak, pemborong dan wartawan di lapangan, namun pak agus tidak mau datang,” imbuhnya.

Dikatakan Imam, selain meminta bantuan, Agus juga mengaku telah mengenal dekat dan menjalin Kerjasama dengan beberapa aparat penegak hukum dari Kejaksaan Negeri maupun dengan Reserse Polres Gunungkidul.

“Pak Agus saat di redaksi, mengaku telah menjalin Kerjasama dengan Kejaksaan Negeri dan Polres Gunungkidul, sehingga dirinya menyayangkan sikap wartawan lapangan SUARAKPK seperti wartawan meteran,” katanya.

Lebih lanjut, Imam mengungkapkan, Agus juga sempat menginformasikan adanya upaya penjebakan kepada wartawan SUARAKPK di lapangan.

“Pak Agus mengaku kepada saya, bahwa dirinya mengenal baik dengan wartawan SUARAKPK di lapangan, dan dikatakannya, jika tidak bisa dinasehati dan dikondisikan, kemungkinan akan dilakukan penjebakan kepada wartawan SUARAKPK di lapangan,” ungkapnya.

Imam mengaku menyayangkan sikap Agus yang tanpa kejelasan menghindari pertemuan dengan wartawan di lapangan.

“Saya ingin mempertemukan, agar semua jelas kedua belah pihak, selain itu, pak agus juga harus bisa membuktikan pelanggaran yang dilakukan wartawan lapangan, agar dapat diberikan nasehat jika memang wartawan saya melakukan pelanggaran kode etik, dan atau wartawan kami bisa dilaporkan ke penegak hukum, jika memang melakukan tindak pidana sebagaimana dituduhkan pak Agus, ech, ternyata, setelah saya sampai di wonosari, dirinya tidak memberikan kabar kejelasan tidak menemui wartawan kami di lapangan,” ucapnya, sambil tersenyum.

Diungkapkan Imam, setelah batal dalam pertemuan, Pemborong agus, Senin (24/1/2022), kembali menghubungi Pemred melalui telp WhatsApp, namun tidak diangkat Imam, dikarenakan sedang mengikuti rapat.

“Beberapa waktu lalu, Senin (24/1/2022), memang pak Agus kembali menghubungi saya melalui telephone WhatsApp, namun tidak saya angkat, karena saya sedang rapat, lalu saya kirimkan pesan WhatsApp permohonan maaf tidak angkat telpnya,” ungkapnya.

Dijelaskan Imam, setelah diberikan penjelasan tentang tidak diangkatnya telp, Agus membalas, bahwa niatan dirinya menghubungi redaksi, sebagai kelanjutan atas permohonannya sewaktu di redaksi.

“Usai diberitakan tentang jembatan, Pak Agus menghubungi saya untuk melanjutkan permohonannya saat datang ke Redaksi SUARAKPK, pak agus mengatakan “Ya pak Imam saya mau matur kaitan yang pernah saya sowan pak, ngelajengaken rembagan kolo rumiyen, petunjuk pak imam gimana?”, seperti itu tulisanya,” jelasnya.

Di sisi lain, menurut salah satu warga masyarakat gedangsari, dirinya mengaku merawa khawatir bila melawati jembatan yang baru selesai diresmikan oleh Bupati, dikatakannya, saat melintas jembatan, dia merasakan adanya pantulan jalan.

“Kemarin, saya lewat jembatan rejosari yang baru itu, saya membawa truk bermuatan, jembatan terasa mentul mas, aku jadi takut," pungkasnya.

Hingga berita ini ditayangkan dan media suarakpk terus mengawal proses penyelidikan yang dilakukan Tipikor Polres Gunungkidul. Pasalnya, berkembang dugaan adanya pengkondisian pemborong kepada oknum penyidik tipikor Polres Gunungkidul. (Tim/red).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT SUARAKPK Ke 9 (2018)