RAT untuk Tutup Buku Tahun 2020 yang telah mendapatkan ijin dari pemerintah di tengah pandemic Covid-19 ini dengan tetap mengedepankan protokol Kesehatan, dihadiri Perwakilan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Grobogan yang diwakili Bambang selaku Koordinator Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Wilayah Penawangan didampingi PPL setempat. Hadir juga Kepala Desa Wolo Suyantono beserta Perangkat Desa, Ketua Gapoktan Suwarto dan sejumlah Pengurus serta Anggota Gapoktan Tani Manunggal.
Untuk diketahui, Gapoktan Tani Manunggal merupakan gabungan dari 4 Kelompok Tani (Poktan) di Desa Wolo diantaranya, Kelompok Tani Sumber Rejeki, Karya Usaha, Setyo Tani dan Sido Makmur dengan jumlah anggota keseluruhan 80 orang.
Pada Tutup Buku Tahun 2020 Gapoktan Tani Manunggal mencatatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp.18.809.000,00 dengan total aset senilai Rp. 246.861.049,00.
Dalam sambutannya, Ketua Gapoktan, Suwarto menjelaskan bahwa selain melakukan penyuluhan pertanian dan perkebunan Gapoktan mengadakan kegiatan usaha simpan pinjam di lingkungan Anggota Gapoktan.
"Kendala yang kami hadapi antara lain keanggotaan yang kurang aktif dan jumlah anggota yang masih minim bila dibandingkan dengan jumlah anggota secara keseluruhan petani di desanya, sedangkan yang tergabung di Gapoktan baru sebagian kecil saja," tuturnya.
Sementara, Kepala Desa Wolo, Suyantono meminta penyelenggaraan RAT dilaksanakan secara rutin tiap tahun, agar Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dapat terbuka dan transparan.
Di sisi lain, Koordinator PPL BPP Wilayah Penawangan, Bambang memberikan apresiasinya atas terselenggarakannya RAT Tahun 2020.
“Dalam kondisi yang sangat kurang beruntung pada Musim Pandemi covid-19 ini, Gapoktan Tani Manunggal mampu mencatatkan SHU, sehingga dapat menambah kesejahteraan para petani khususnya yang tergabung dalam Gapoktan,” ucapnya.
Bambang berharap, Gapoktan mau belajar dengan Gapoktan lainnya, agar perolehan SHU lebih meningkatkan lagi.
"Saya berharap, tidak cukup puas dengan keberhasilan saat ini, dan tolong lebih ditingkatkan kinerjanya," harapnya.
Selain itu, Bambang meminta para anggota kelompok tani, untuk segera memanfaatkan fasilitas Kartu Tani yang sudah ada.
“Agar pendistribusian pupuk bisa lebih teratur sampai ke tangan petani,” pintanya.
Salah satu Anggota dari Kelompok Tani Sido Makmur, Suhada (60) justru mempertanyakan pengadaan Kartu Tani yang dirasa tidak merata dan kurang tertibnya dalam penyaluran pupuk bersubsidi.
Menanggapi pertayaan Suhada, Koordinator PPL meminta Gakpoktan untuk dapat memulai membenahi dan mendata ulang petani yang berhak menerima serta Gakpoktan dapat membuat Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) secara benar.
“Sebab kuota per petani penggarap maksimal Subsidi diberikan seluas 2 hektar lahan,” pungkasnya. (Hari/red).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar