Sosialisasi yang dilaksanakan di Balai Desa Katong Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan tersebut Nampak hadir, perwakilan Kepala Desa, Pengurus Gapoktan dan perwakilan anggota dari masing-masing Kelompok Tani, Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan, Sinta Kusumastuti SP.
Untuk diketahui, bahwa Desa Katong merupakan sentra Petani Produksi tanaman hortikultura khususnya produksi sayur mayur dengan andalan tanaman bawang merah sebagai produk unggulan. Sedangkan untuk tanaman sayuran produk unggulannya antara lain Sawi, bayam dan jagung manis. Jenis tanaman ini menjadi favorit petani karena disamping mudah cara tanamnya dan usia panen relatif lebih singkat dan terlebih karena faktor tanah yang sangat mendukung sangat cocok dengan varietas tanaman khususnya sayur mayur.
Dituturkan Ketua Gabungan Kelompok Tani Kumala Karya Desa Katong, Achmad Ruchul Amin,SE dalam sambutannya, bahwa Komunitas petani harus mau berinovatif dalam olah lahan agar produktifitas bisa meningkatkan dan biaya produksi bisa ditekan seminimal mungkin.
Dikatakan Achmad bahwa dengan adanya pengurangan subsidi Pupuk dari Pemerintah dan naiknya Harga Eceran Tertinggi (HET) di tingkat petani saat ini, menjadi permasalahan tersendiri, mengingat kebutuhan lahan yang luas memerlukan kebutuhan pupuk yang memadai sedangkan subsidi dari pemerintah mulai dikurang.
Menurut Achmad, hal tersebut berpengaruh pada luas Lahan pertanian di wilayahnya yang kurang lebih seluas 374 ha dengan penggarap sebanyak 560 petani yang tergabung dalam Gapoktan Kumala Karya.
“Dikhawatirkan ketersediaan pupuk menjadi bermasalah,” ujarnya.
Dijelaskan Achmad, bahwa masalah yang dihadapi petani Desa Katong saat ini adalah tingkat keasaman tanah yang tinggi sebagai akibat dari penggunaan pupuk kimia yang diatas ambang batas.
“Sehingga tingkat kesuburan menjadi berkurang dan pertumbuhan tanaman menjadi ketergantungan dengan pupuk kimia, sedangkan ketersediaan pupuk terbatas, sehingga gangguan hama juga menjadi masalah yang sering terjadi mengakibatkan hasil produksi menurun dan kualitas produksi juga kurang bagus sehingga berdaya beli rendah,” jelasnya.
Sementara, Duta Organik Indonesia melalui PT Hidup Cerah Sejahtera (PT HCS), Tekhnologi Tani Ternak Modern, dalam sosialisasi menjelaskan bahwa pihaknya hadir membawa solusi keluhan para petani sekarang ini.
"Perusahaan kami hadir di tengah tengah masyarakat petani, dengan mengajak para petani beralih ke petani organic, dengan biaya olah lahan yang lebih modern, biaya ringan dan hasil produksi lebih higienis, karena menghasilkan produksi pertanian yang bebas unsur kimia," jelasnya.
Lebih lanjut PT HCS menerangkan, bahwa sosialisasi diadakan secara gratis dan pendampingan berkelanjutan, sampai para petani mampu dan mahir dan ilmunya bisa ditularkan ke petani lainnya. Dengan slogan Bertani tanpa beli pupuk, tanpa beli obat dan anti gulma, perusahaannya juga menawarkan program beternak tanpa angon, tanpa merumput tiap hari dan tanpa bau kotoran dan limbah berdaya guna.
Di sisi lain, Petugas Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian Kab.Grobogan, Sinta Kusumastuti SP mengatakan, bahwa dirinya mengapresiasi kegiatan sosialisasi, dan menilai kegiatan tersebut tepat dalam mencari solusi permasalahan yang dihadapi petani saat ini.
“Kami atas nama pemerintah mengucapkan terima kasih dengan adanya sosialisasi ini, kegiatan sosialisasi ini sangat tepat, apa yang dilakukan Gapoktan Kumala Karya dalam upaya mencari solusi problem pertanian khususnya olah lahan dan pengendalian hama," pungkasnya.
Sosialisasi diakhiri dengan disepakatinya kerjasama antara Gapoktan dan Team Sosialisasi PT HCS dalam penerapan aplikasi tekhnologi organik dan akan diadakan pelatihan serta pendampingan dilapangan guna penguasaan teknologi pertanian modern berbasis Bhokasi. (Hari/Red).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar