Triyanto menuturkan, bahwa jumlah personil yang melaksanakan siaga merapi 20 personil, dan dari jumlah tersebut, dibagi beberapa kelompok piket.
“Setiap piketnya dengan seorang pimpinan yang telah di tunjuk, dengan kegiatanya aktif memantau perkembangan Gunung Merapi melalui CCTV, HT, Visual langsung secara bergantian,” tutur Triyanto.
Dikatakannya, bahwa masing-masing anggota wajib mengenakan peralatan perorangan diantaranya, Helem, baterai kepala, kacamara google, masker babi, kaos oranye lengan panjang dan sepatu PDL Alat Pengaman Diri (APD) lengkap.
“Kegiatan Pantau Gunung Merapi dari SAR DIY, di bagi menjadi 4 Pos lapangan, diantaranya, di Poslap Wonokerto, Poslap Kalikuning, Poslap Cangkringan dan Poslap Pasar Butuh,” katanya.
Triyanto menjelaskan terkait dengan logistik, dirinya bersama anggota lainnya, berjalan secara mandiri.
“Untuk logistik kami mandiri, dan untuk operasional Poslap kali kuning ada 2 armada, 1 Troper Orange yang merupakan bantuan Kompi Mahakarta dan Ambulan PS 100 BKO dari Yayasan Karina KAS,” jelasnya.
Lebih lanjut, Triyanto mengungkapkan, untuk kegiatan Pusat Informasi dan Keterangan (piket) selama 12 jam per satu komunitas, dan di Poslap Kalikuning ada 16 komunitas.
“Untuk pantauan di Poslap Kalikuning disamping bisa lihat langsung visual, kita juga ada cctv yang terpasang di pos Kalikuning, termasuk Peta jalur efakuasi,” ungkapnya.
Triyanto menandaskan, bahwa untuk kelengkapan APD, dirinya bersama anggota lainnya, masing-masing komunitas mengadakan secara mandiri.
“Kita sadar bahwa piket adalah Pusat Informasi dan keterangan, maka kami berusaha memberikan informasi pada masyarakat semaksimal mungkin,” tandasnya.
Triyanto berharap status Gunung Merapi kembali normal, dan aktifitas berjalan seperti biasa.
Pantauany di lapangan, kegiatan para relawan tetap mematuhi Protokol Kesehatan, jaga jarak menggunakan masker, cuci tangan dengan sabun menggunakan air mengalir. (Wiji/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar