GROBOGAN, suarakpk.com - Desa mempunyai peranan penting dalam pola Pembangunan Nasional, karena desa menyediakan sumber energi pangan yang melimpah dan tenaga kerja yang cukup. Namun realitanya banyak angkatan kerja muda yang jutru tidak lagi tertarik hidup di desa karena dianggapnya desa tidak dapat mencukupi keinginan kaum milenial.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk merekonstruksi agar desa menjadi sircle dan basic pengembangan dan tempat yang paling nyaman serta memberi harapan baru bagi penghidupan. Dalam jangka pendek minimal desa harus mampu mengendalian peledakan jumlah migran ke kota.
Oleh karena itu salah satu upaya yang mesti dilakukan pemerintah adalah mendorong setiap desa menjadi stakheholder dengan prinsip utama yaitu "Desa Membangun", yang terfokus pada pemberdayaan masyarakat untuk membangun dirinya secara mandiri. Itulah sebabnya pemerintah telah siap memberikan dukungan secara penuh dengan penyediaan fasilitas berupa pendampingan, pelatihan, perencanaan pembangunan infrastruktur fasilitas umum, akses finansial, promosi dan pengembangan kemitraan. Misalnya penyiapan tata kelola, home stay, kerajinan, paket pariwisata, resto dan lain - lain. Juga menyediakan pembiayaan, KUR, dana bergulir, pemasaran, pemasangan wibsite, ivent, pameran, agen pariwisata dan media.
Adapun lembaga - lembaga pendukung atas penyediaan fasilitas diatas adalah Kementerian Pariwisata, Kementerian Desa, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Basic home stay berupa kamar kosong rumah penduduk sekitar obyek wisata, makanan dan minuman khas milik warga, kerajinan, dan olahan pangan akan menjadi daya tarik tersendiri. Hal ini juga berlaku dan terjadi di beberapa objek wisata desa seperti di Petingsari Yogyakarta, Penglipuran di Bali, Sembalun di Lombok NTB, Wayrebo di Flores NTT dan ratusan desa lagi lainya di tanah air ini. Maka jika benar sebuah desa berhasil mengembangkan diri sebagai desa wisata maka desa itu akan meraih sumber penghasilan, membuka lapangan kerja sektor pariwisata serta mampu menjaga lingkungan hidup dan alam sekitarnya sebagaimana ratusan desa yang lain.
Dari gambaran narasi itu, Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan , Kabupaten Grobogan dimana lokasi ini sangat berdekatan baik letak geografis maupun style objek yang berbasis vulkanik dengan Objek wisata Bledug Kuwu, kurang lebih 3 km barat daya, mengambil momentum ini serta mengarahkan seluruh konsentrasi pembangunannya untuk bisa meraih Status Desa Wisata.
Kepada suarakpk, Kepala Desa Grabagan, Eko Setiawan pada Kamis 12 Nopember, saat sibuk menyiapkan acara kunjungan Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan seluruh Forkompinda Grobogan yang direncanakan Minggu 15 Nopember 2020, ia menyampaikan bahwa seluruh masyarakat dan pemerintah desa Grabagan siap menjadikan Grabagan sebagai "Desa Wisata".
Hampir seluruh fasilitas infrastruktur seperti jalan desa dan drainase terbangun dan ditingkatkan mutunya, penyiapan embung atau kolam tandon air sebagai area suplai air untuk kolam renang dan tempat kecek anak (jw-tempat bermain air anak-anak) telah disiapkan, serta persiapan pembangunan spot kuliner dan kerajinan, taman, parkir, wifi, mushola, dan penanaman pohon perindang tengah dilakukan.
Lebih lanjut dia mengatakan, "Hari ini kita pada tahapan aksi dalam tuju sapta pesona. Kami bersyukur seluruh komponen masyarakat mendukung atas program besar ini, karena hal ini sebagai bentuk pelaksanaan dari sebagian Visi dan Misi kepala desa yang dicanangkan untuk mewujudkan Grabagan sebagai desa Wisata.
Baby Volcano sendiri memiliki luas lahan sejumlah 7 hektar yang sekarang dalam proses sertifikasi HM bondo deso. Kami juga tengah menyiapkan dana sejumlah lebih kurang 3 miliar untuk membangun area bermain anak dan kolam renang dengan menjalin kerjasama pihak ketiga dari estimasi total anggaran yang direncanakan sejumlah 5 miliar," katanya.
Team pengelola dari BUMDES telah siap dan untuk mempersiapkan masyarakat desa sadar dan ramah wisata, kami sedang bekerja sama dengan pihak ormas, PKK, dan ormas keagamaan, serta pembentukan pokdarwis untuk dilakukan edukasi. Hal ini penting kita lakukan dalam rangka pelayanan , pengkondisian secara sosial serta langkah eliminasi terhadap efek negatif dari pengaruh dan dampak perubahan yang mungkin terjadi secara sosio dan antropologisnya", ungkapnya.
"Maka kami tekankan seluruh masyarakat lebih cepat dan bijak untuk bisa menyesuaikan dengan perubahan- perubahan yang niscaya terjadi, sehingga dapat secara penuh memberi daya dukung atas upaya pemerintah desa dalam melakukan pembangunan desa secara mandiri, hingga peningkatan kesejahteraan dan mutu penghidupan dapat segera kita wujudkan", ungkapnya dengan semangat menutup perbincangan. (Nour/red.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar