JAKARTA,
suarakpk.com – Usai masuk dalam daftar negara yang ditangguhkan visa umrah oleh
Arab Saudi, pada Kamis (27/2) lalu, membuat Negara Indonesia mengalami
kerugian, demikian disampaikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Kantor Istana
Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (28/2).
Namun
demikian, dituturkan Ma’aruf bahwa Indonesia harus menghormati keputusan Arab
Saudi.
"Ya, ini karena kebijakan dari negara lain, harus kita hormati. Karena itu semua sekarang ini negara mendapatkan kerugian," kata Ma'ruf.
"Ya, ini karena kebijakan dari negara lain, harus kita hormati. Karena itu semua sekarang ini negara mendapatkan kerugian," kata Ma'ruf.
Tak
hanya itu, Ma'ruf menjelaskan banyak negara yang mengalami kerugian serupa
Indonesia karena merebaknya virus corona.
"Tentu dampaknya terhadap pengusaha-pengusaha, kepada biro-biro perjalanan, bahkan ada negara yang surplus sekarang minus. Itu karena pengaruh virus corona," kata dia.
"Tentu dampaknya terhadap pengusaha-pengusaha, kepada biro-biro perjalanan, bahkan ada negara yang surplus sekarang minus. Itu karena pengaruh virus corona," kata dia.
Ma’aruf
mengaku, bahwa pemerintah terus melakukan negosiasi dengan pemerintah Arab
Saudi agar jemaah umrah Indonesia tetap diperbolehkan ibadah. Alasan Ma'ruf,
belum ada warga di Indonesia yang terjangkit virus corona.
Meski demikian, Ma'ruf menyatakan tak Indonesia tidak mengintervensi kebijakan Saudi menghentikan visa umrah. Ia juga mengaku belum mengetahui hasil negosiasi terkait izin jemaah umrah Indonesia memasuki tanah suci.
"Tentu mereka [KBRI di Arab Saudi] mengusahakan. Tapi seluruhnya itu pada kedaulatan Saudi," kata Ma'ruf.
Meski demikian, Ma'ruf menyatakan tak Indonesia tidak mengintervensi kebijakan Saudi menghentikan visa umrah. Ia juga mengaku belum mengetahui hasil negosiasi terkait izin jemaah umrah Indonesia memasuki tanah suci.
"Tentu mereka [KBRI di Arab Saudi] mengusahakan. Tapi seluruhnya itu pada kedaulatan Saudi," kata Ma'ruf.
Sementara, Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani meminta pemerintah transparan dalam
penanganan virus corona, pemerintah perlu kerja keras, karena harus
meyakinkan dunia internasional bahwa Indonesia belum terpapar corona.
Namun
pemerintah juga perlu terbuka ke publik mengenai jumlah orang, jika memang ada
yang positif terinfeksi virus corona.
"Berapa
sih jumlah warga yang terkena virus corona, termasuk yang tidak. Ini kan
dilakukan dan harus dijawab oleh pemerintah," kata Arsul di Kompleks Parlemen,
Jakarta, Jumat (28/2).
Jika perlu, lanjut Asrul, pemerintah mengadakan konferensi pers setiap hari untuk melakukan klarifikasi. Termasuk jika ada kasus WNA terpapar corona setelah mampir ke Indonesia.
Jika perlu, lanjut Asrul, pemerintah mengadakan konferensi pers setiap hari untuk melakukan klarifikasi. Termasuk jika ada kasus WNA terpapar corona setelah mampir ke Indonesia.
Selain
itu, itu menyebut pemerintah harus lebih cermat berkomunikasi dengan
masyarakat. Jangan sampai kericuhan di Natuna akibat penolakan tempat observasi
virus corona terulang kembali.
"Saya kira DPR sepanjang pemerintah mengelola dengan baik, akan mendukung," tutur Sekjen PPP.
"Saya kira DPR sepanjang pemerintah mengelola dengan baik, akan mendukung," tutur Sekjen PPP.
Untuk diketahui, akibat penyebaran
virus corona kian melonjak di Timur Tengah, Pemerintah Arab Saudi memutuskan
kebijakan bahwa para peziarah tidak bisa mengunjungi Masjid Nabawi, Madinah dan
Masjid al Haram, Mekkah untuk sementara waktu. Termasuk jamaah umrah asal
Indonesia.
Akibatnya, 1.540 orang dari 2.792 orang jamaah yang batal berangkat umrah dari Bandara Soekarno-Hatta pada Kamis (27/2) kemarin.
Akibatnya, 1.540 orang dari 2.792 orang jamaah yang batal berangkat umrah dari Bandara Soekarno-Hatta pada Kamis (27/2) kemarin.
Sebagaimana
dikabarkan, Virus corona telah menyebar ke hampir 30 negara di dunia. Beberapa
negara tetangga Indonesia seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Australia
telah mengonfirmasi temuan virus corona di negaranya.
Korban
meninggal akibat terinfeksi virus corona di seluruh dunia hingga hari ini,
Jumat (28/2) mencapai 2.858 orang.
Sebagian
besar korban merupakan warga China, khususnya di Wuhan, Provinsi Hubei, yang
menjadi pusat penyebaran virus corona.
Sedangkan, Komisi Kesehatan Nasional mengatakan jumlah korban meninggal di China daratan mencapai 2.788 orang. (001/red-sumber:CNNIndonesia).
Sedangkan, Komisi Kesehatan Nasional mengatakan jumlah korban meninggal di China daratan mencapai 2.788 orang. (001/red-sumber:CNNIndonesia).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar