SALATIGA, suarakpk.com - Menggeliatnya usaha Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Primkopti) Handayani Kota Salatiga, kini mulai dirasakan masyarakat.
Hal ini dapat tercermin ketika berlangsung Rapat Anggota Tahunan (RAT) Primkopti Handayani ke 40, siang tadi, Sabtu, (29/2).
Hal ini dapat tercermin ketika berlangsung Rapat Anggota Tahunan (RAT) Primkopti Handayani ke 40, siang tadi, Sabtu, (29/2).
Selain Pengurus dan Anggota Primkopti Handayani Salatiga, RAT yang diselenggarakan di rumah makan Jalan Soekarno-Hatta Kota Salatiga, juga dihadiri oleh Sekteraris Puskopti Jawa Tengah, Rifai,SE dan Perwakilan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Salatiga, Sri Hartini, SE.
Ketua Primkopti Handayani, H.Sutrisno Supriantoro,SE, kepada media mengaku bangga dan mengapresiasi kinerja pengurus dan anggota Primkopti Handayani. Pengurus sukses menjalankan usaha dan melaksanakan RAT dengan tepat waktu.
“RAT merupakan kekuasan tertinggi di dalam koperasi ada di Anggota,” tuturnya.
Dikatakan Sutrisno, banyak hal yang disampaikan dalam RAT Primkopti Handayani ke 40, terutamanya dalam hal program kerja.
“Ke depan kami akan membuat program pengolahan, misalnya, GTT, Gilingan Tempe Tahu,” katanya.
Menanggapi RAT Primkopti Handayani Salatiga, Perwakilan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Salatiga, Sri Hartini, SE, mengaku mengapresiasi managemen yang dijalankan Primkopti Handayani selama 40 Tahun terus berjalan dan terus berkembang.
“Kami ucapkan terimakasih atas kinerja pengurus yang bisa memberikan Laporan Pertanggungjawaban di RAT,” katanya.
Hartini berharap, melalui Program Kerja yang disepakati di RAT bisa lebih mengembangkan yang lebih berinovasi ke depannya.
Diungkapkan Hartini, meskipun beberapa waktu yang lalu, Primkopti menghadapi beberapa persoalan, terkait dengan pinjaman bermasalah dari anggota atau kegiatan disektor kedelai, sehingga ada kendala tersebut dapat dihadapi dan diselesaikan oleh pengurus.
“Tahun ini, menurut saya, lambat laun ke depan akan bisa berkembang dan naik,” ungkapnya.
Hartini juga memberikan semangat, menurutnya, persoalan pinjaman yang bermasalah bisa mulai ditagih kembali.
“Bisa melalui kerjasama dengan notaris terkait dengan penagihan pinjaman yang macet oleh anggota,” tandasnya.
Bagi anggota yang tidak bermasalah, lanjut Hartini, bisa lebih berinovasi mengembangkan produk-produknya.
“Bisa berinovasi, selain kedelai, bisa dari tempe yang diolah berbagai varian, sehingga ibu-ibu selain berjualan di pasar, namun bisa mengembangkan produk olahan anggota di rumah,” ujar Hartini.
Sementara, Sekretaris Puskopti Jawa Tengah, Rifai,SE, juga mengapresiasi Primkopti Handayani Salatiga. Dirinya menilai, Primkopti Handayani cukup berkembang dalam menyejahterakan anggotanya.
Saksikan Vidoenya :👇
“Ini bisa menginspirasi bagi Primkopti yang lain di Jawa Tengah,” ucapnya.
Dikatakan Rifai, jika dulu RAT dapat dilakukan bulan Maret, namun dibawah kepengurusan saat ini, RAT dapat dilakukan pada bulan Fabruari.
“Ini artinya, Primkopti Handayani sudah ada kemajuan yang luar biasa,” katanya.
Diungkapkan Rifai, Primkopti yang lain di Jawa Tengah, masih banyak yang RAT nya di bulan Maret, sehingga dirinya kembali berharap, RAT Primkopti Handayani Salatiga dapat menginspirasi bagi Primkopti yang lainnya.
“Jadi kami berharap, nanti dimulai dari RAT nya, proses demokratisnya dalam melaporkan kepada anggotanya, dan tentu nantinya akan diikuti oleh yang lainnya,” harap Rifai saat ditemui di sela-sela RAT Primkopti Handayani Salatiga.
Ditandaskan Rifai, koperasi sector real tersebut harus dipacu, sebab menurutnya, Primkopti bersentuhan secara langsung dengan level paling bawah.
“Tentunya, Primkopti ini harus betul-betul diperhatikan,” tandasnya.
Dirinya juga meminta Pemerintah untuk memperhatikan harga kedelai yang naik 15% dalam waktu dua minggu.
“Tadinya harga eceran di harga Rp.6.600, mungkin sekarang dikisaran harga Rp.7.300 – Rp.7.500 perkilonya,” keluh Rifai.
Diungkapkan Rifai, jika harga kedelai tidak bisa dikontrol, hal tersebut akan berdampak pada para anggota Primkopti yang mayoritas perajin tahu dan tempe.
“Para pengerajin, saat ini kwatir, jangan sampai kejadian 2013 terulang lagi,” harapnya.
Ditegaskan Rifai, yang mengeluhkan bukan hanya di Jawa Tengah saja, namun di seluruh Indonesia.
“Harapan kami, ini bisa kami suarakan, dan ini bisa menjadi perhatian dari pemerintah,” pungkasnya. (Sulis/001/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar