PURWOREJO,
suarakpk.com - Warga Kabupaten Purworejo,
Jawa Tengah, dihebohkan oleh kemunculan Kerajaan Agung Sejagat yang mngklaim
sebagai kerjaan Majapahit Baru. Tak main-main, mereka bahkan juga mengklaim
mempunyai keraton yang kekinian, walau belum selesai dibangun oleh para pekerja
di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo.
Kemunculan
Keraton Agung Sejagat ini mulai dikenal publik setelah mereka mengadakan acara
wilujengan dan kirab budaya, yang dilaksanakan dari Jumat (10/1/2020) hingga
Minggu (12/1/2020).
Adalah Totok
Santosa Hadiningrat alias Sinuhun yang mengaku sebagai pemimpin Kerajaan Agung
Sejagat alias KAS bersama istrinya, Dyah Gitarja alias Kanjeng Ratu yang
mendaulat diri sebagai raja dan ratu KAS.
Menurut pengakuan Totok Santosa
Hadiningrat alias Sinuhun, yang mengklaim diri sebagai Rangkai Mataram Agung
dalam jumpa pers di ruang sidang keraton, pada Minggu 12 Januari 2020 lalu, bahwa
dirinya bersama kelompoknya muncul untuk menunaikan janji 500 tahun runtuhnya
kerjaan Majapahit pada tahun 1518.
"Kami
muncul menunaikan janji 500 tahun runtuhnya kerjaan Majapahit pada tahun 1518,"
tutur Totok yang mengklaim diri sebagai Rangkai Mataram Agung dalam jumpa pers
di ruang sidang "keraton", Minggu (12/1/2020).
Ia menuturkan, kekuasaan kerajaannya
mencakup seluruh dunia, sehingga ia berhak mengubah sistem politik global.
Totok
mengungkapkan jika Ia bersama pengikutnya ada untuk mempersiapkan kedatangan
Sri Maharatu Jawa kembali ke tanah Jawa.
"Kami
ada untuk mempersiapkan kedatangan Sri Maharatu Jawa kembali ke tanah
Jawa," tegasnya.
Tonton
Videonya :
Sementara,
Penasihat Keraton Agung Sejagat, Resi Joyodiningrat, menegaskan, Keraton Agung
Sejagat bukan aliran sesat seperti yang dikhawatirkan masyarakat. Dia
mengatakan, Keraton Agung Sejagat merupakan kerajaan atau kekaisaran dunia yang
muncul karena telah berakhir perjanjian 500 tahun yang lalu, terhitung sejak
hilangnya Kemaharajaan Nusantara, yaitu imperium Majapahit pada 1518 sampai
dengan 2018. Perjanjian 500 tahun tersebut dilakukan oleh Dyah Ranawijaya
sebagai penguasa imperium Majapahit dengan Portugis sebagai wakil orang Barat
atau bekas koloni Kekaisaran Romawi di Malaka pada 1518.
Jodiningrat
menyampaikan, dengan berakhirnya perjanjian tersebut, maka berakhir pula
dominasi kekuasaan Barat mengontrol dunia yang didominasi Amerika Serikat
setelah Perang Dunia II. Menurut dia, kekuasaan tertinggi harus dikembalikan ke
pemiliknya, yaitu Keraton Agung Sejagat sebagai penerus Medang Majapahit yang
merupakan Dinasti Sanjaya dan Syailendra.
Di
sisi lain, pantauan suarakpk.com bersama Anggota DPRD Kab.Purworejo, Hendrik,
pada kemarin Selasa (14/1) Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten
Purworejo, terlihat kraton agung sejagad masih dalam proses pembangunan.
Diperoleh informasi dari penjaga Kraton Puji Widodo yang juga mengaku kerabat
Sinuhun Prabu dan Ratu Agung Sejagad, dirinya mengungkapkan bahwa kraton itu
akan di besarkan sesuai pleaning yang sudah disidangkan.
“Sinuhun
Raja Agung Sejagad, merupakan trah dari kraton ngayogyokarto dan trah dari
eyang ratu bagelen,” ucapnya.
Sebagaimana
diketahui, kelompok ini memprcayai adanya batu besar yang di boyong dari desa
bruno, mereka meyakini bahwa batu itu mempunyai 4 unsur kekuatan, dan batu itu
dinamakan batu prasasti, menurut meraka, batu itulah yang akan menjaga kraton
agung sejagat.
Diceritakan
Puji bahwa dirinya percaya munculnya ratu adil merupakan wisik dari orang yang
mengaku sebagai Raja Agung Sejagad. Dirinya menjelaskan bahwa dalam misi Raja
Agung Sejagat mempunyai keyakinan bahwa ratu adil sudah muncul dengn tahun yang
sudah diyakini 500 tahun.
“Dan
sekaranglah tahun kolobendu ataupn kolosubo, waktu wong jowo podo tangi ataupun
bngkit dan menjadi pemimpin, beliau juga akan mensejahterakan masyarakat yang
tertindas mlarat tidak mendapatkan pendidikn ilmu, disitulah kraton agung
sejagad akan mmberi kelayakan pada masyarakat sejagat,” jelasnya.
Adanya
NKRI, lanjut Puji, di sini tanah jawa yang tidak akan bekerja sama dengan
Negara-negara asing (luar negri).
“Kanjeng
sinuhun akan mengembalikan hak-hak orang jawa yang slma ini terampas dan akan
mengijinkn siapapun yang mau jadi punggowo ataupun abdi dalem,” ungkapnya.
Namun
ketika ditanya, apakah kraton ini di bawah kepemerintahan setempat dan di bawah
naungan atau peraturan Indonesia? Puji enggan menjawab dan menyerahkan
jawabannya kepada Sinuwun.
“Kalau
itu saya tidak berani menjawab, nanti kanjeng sinuhun yang akan menjelaskn
lebih dalam lagi,” pungkasnya.
Sementara
warga setempat mengaku, bahwa warga merasa terganggu oleh kemunculkan Totok,
istri dan para pengikutnya tersebut. (Suci/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar