GUNUNGKIDUL, suarakpk.com – Pelaksanaan
Anggaran Dana Desa di Desa Kedungpoh Kecamatan Nglipar diduga dalam pelaksanaan
anggaran terkesan asal-asalan. Sebagai contoh pekerjaan pemerataan tanah di
Dusun Kedungpoh Kulon, yang menurut informasi akan dibuat Res Area dan dari
Anggaran Dana Desa.
Menurut keterangan beberapa pihak
bahwa lokasi pemerataan lokasi dengan menggunakan alat berat baru program
rencana. Tetapi Kepala Desa Kedungpoh sudah melaksanakan dan bahkan diborongkan
Rp.25 juta oleh Sriyanto staf Desa Jurangjero.
Sriyanto saat dikonfirmasi,
membenarkan bahwa dia yang memborong pembangunan Rest Area di Kedungpoh Kulon,
dirinya mengaku bahwa pemborongan tersebut atas perintah Kepala Desa Kedungpoh.
"Bahkan kalau ada apa-apa pak
lurah yang tangung jawab, kami hanya borong dan kami yang mendatangkan alat
berat/bego sewa dari Kurniajaya," ungkapnya, belum berapa lama ini, Selasa
(20/8).
Sementara, Kepala Desa Kedungpoh saat
akan dikonfirmasi di balai desa, Kepala Desa sedang tidak di tempat. Namun,
salah satu perangkat Desa Kedungpoh yang berhasil ditemui, menjelaskan bahwa
proyek di Dusun Kedungpoh Kulon perangkat tidak ada yang tahu atas pembangunan
Rest Area tersebut, menurutnya hanya
Kepala Desa saja yang tahu.
"Proyek tersebut baru dirancang
belum disetujui atau disahkan dari BPD, tetapi Lurah sudah melaksanakan, tidak
tahu diambilkan uang dari mana, karena kalau desa harus pakai prosedural,"
kata salah satu perangkat desa yang tidak bisa di sebut namanya tersebut.
Senada dengan perangkat desa lainnya,
mengaku menolak perintah Kepala Desa untuk mencairkan Dana Desa, pasalnya
pembangunan tersebut baru rencana, namun sudah diborongkan.
"Saat itu Lurah perintahkan kami
untuk mancairkan dana desa untuk pembiayaan proyek tersebut tapi kami menolak
karena proyek itu baru rencana kok sudah dilaksanakan dan ternyata sudah
diborongkan, tidak tau biaya pakai uang apa itu nanti," papar salah satu
perangkat desa.
Terpisah, salah satu operator alat
berat menjelaskan bahwa tidak tahu menahu akan proyek tersebut, hanya atas
perintah pemborongnya.
"Kita tidak tau menahu, kita
hanya pekerja dan hanya perintah pak sriyanto selaku pemborong proyek
tersebut," papar operator alat berat tersebut.
Pantauan dilapangan, diperoleh
keterangan dari masyarakat setempat yang menilai proyek Desa Kedungpoh itu
hanya asal-asalan, bahkan perangkat desa sudah memberi masukan kepada kepala
desa tetapi kepala desa tetap melaksanakakan proyek tersebut.
"Seperti contoh proyek di samping
SMP Negeri Nglipar, pembuatan jalan arah Kecamatan Gedang Sari, itu masih
kering, kita bayangkan nanti kalau musim hujan yang rugi masyarakat,"
paparnya.
Masyarakat Desa Kedungpoh, menginginkan
ketegasan dari BPD, mereka berharap apabila proyek tidak melalui prosedural
hendaknya tidak dilaksanakan. Serta masyarakat meminta pihak Kecamatan agar ada
yang benar-benar mengecek ke lapangan tentang proyek Desa Kedungpoh baik
inspektorat dan Inspektorat Kabupaten Gunungkidul untuk mau turun ke Desa
Kedungpoh untuk audit angaran Desa Kedungpoh tersebut. (tim/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar