KUALA KURUN, suarakpk.com - Kawasan Cagar Budaya Lubang Tambang Wihelmina di Area Eks. Pertambangan Gunung Mas adalah salah satu peninggalan masa Kolonial Belanda di desa Sumur Mas, Kecamatan Tewah, Kabupaten Gunung Mas, adalah nilai sejarah betapa begitu kaya alam Kabupaten Gunung Mas, dahulu kala.
Dimana kekayaan alam di dalam perut bumi Kabupaten Gunung Mas, menjadi incaran para investor pertambangan dan untuk lahan di atas menjadi incaran para investor perkebunan besar, banyak para broker maupun mafia datang dan hanya meninjau dan menjadikan data aset maupun potensinya menjadi salah satu cara menarik investor, namun keseriusan dalam mengelola maupun berinvestasi di Kabupaten Gunung Mas. Dirasa kurang serius atau terkesan memberikan harapan palsu.
Salah satu anggota DPRD Gunung Mas, dari daerah pemilihan III meliputi Kecamatan Tewah, Miri Manasa, dan Damang Batu, Evandi mengatakan kawasan yang memang memiliki nilai historis dan memang ada tercatat maupun peninggalan sejarah hendak dikelola oleh pemerintah untuk di lestarikan, bisa jadi kedepanya wilayah ini bisa menjadi objek wisata yang bisa dikembangan untuk potensi pendapatan asli daerah.
“Bila perlu apabila potensi kandungan emas memang masih ada, harus kita kelola sendiri, jangan sampai ada pihak luar yang mengelola, kan sah saja kita untuk pembangunan daerah kita sendiri,” tutur Politisi muda dari partai Nasdem ini. Ia pun menambahkan jika memang ada potensi alam, namun pihak perusahaan hanya terkesan bukan untuk kesejahteraan masyarakat lokal maupun pemerintah daerah, maka wajib kita evaluasi, jika perlu izin-izin jangan sampai diberikan, lebih baik dikelola oleh pemerintah Kabupaten sendiri, maupun mengunakan pihak ketiga yang bekerja sama dengan pemerintah daerah. “Semua ini kan demi masyarakat sekitar daerah tersebut merasakan apabila dikelola untuk cagar alam, harus dilestarikan, dan bisa jadi wisata sejarah, tentunya yang utama harus dipikirkan pengelolaaan harus menyentuh dan dirasakan masyarakat lokal .”tukas Evandi(alw).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar