KEBUMEN, suarakpk.com - Ratusan
Perangkat Desa se Kabupaten Kebumen yang tergabung PPDI yang dipimpin oleh Suhardi
dan Kepala Desa yang tergabung Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI)
dipimpin oleh Widodo Sunu Nugroho, kemarin jumat (30/11) menggelar aksi unjuk
rasa di gedung DPRD Kebumen, mereka menuntut kenaikan penghasilan tetap atau
siltap setara UMK Kab.Kebumen.
Pengunjuk rasa datang ke
DPRD Kebumen dengan konvoi menggunakan sepeda dan mobil, secara serentak dari
berbagai penjuru, tidak ketinggalan jajaran kepolisian polres kebumen dan
satpol pp juga disiagakan untuk mengamankan jalanya unjuk rasa tersebut.
Penyampaian orasipun dilakukan secara bergantian dari perwakilan dengan diiringi
tepuk tangan dan teriakan dari pengunjuk rasa, semakin lama jumlah pengunjuk
rasa semakin bertambah banyak.
Pengunjuk rasa merasa
kecewa, pasalnya, tidak ada satupun anggota dewan yang nenemui pengunjuk rasa
yang sedang menyampaikan orasi tuntutan kenaikan siltap perangkat dan kepala
desa. Mereka hanya ditemui oleh staf sekretariat dewan, dikatakan oleh staf
sekwan, bahwa anggota DPRD Kebumen sedang studi banding ke jakarta dan
mengarahkan pengunjuk rasa menuju ke kantor sekda.
Pantauan di lapangan, Ketua
PPDI Suhardi membacakan pernyataan sikap, yang kemudian pernyataan sikap
tersebut diserahkan kepada staf sekretaris dewan untuk di sampaikan kepada
pimpinan dewan.
Dalam aksi unjuk rasa
tersebut juga diselingi adanya pembakaran kerangka dan salah satu
perangkat meralakan seragamnya dibakar, hal tersebut dijadikan simbol atas matinya
hati nurani bupati dan DPRD kebumen.
Merasa tidak ada Dewan
yang menemui, para pengunjuk rasa, berjalan kaki menuju Kantor Sekda Kebumen.
“Pemkab Kebumen enggan
melakukan penambahan Anggaran Dana Desa atau ADD yang menentukan kenaikan
penghasilan tetap atau siltap perangkat desa.” tutur Suhardi.
Setelah sampai di gedung
sekda Kebumen, kembali para pengunjuk rasa juga tidak ada yang menemui sebab
Bupati dan wakil bupati sedang tidak ada di kantor, hal tersebut memicu rasa
emosional pada pengunjuk rasa. Hingga akhirnya, para pengunjuk rasa merasa
kesal dan emosi, mereka merobohkan pagar Kantor Bupati.
Melihat bringasnya pengunjuk
rasa yang meringsek, akhirnya, perwakilan Setda Pemkab Kebumen menerima
perwakilan pengunjuk rasa, perwakilan diajak pertemuan di gedung F komplek setda
Pemkab kebumen, melihat adanya pertemuan tertutup perwakilan, para pengunjuk
rasa kembali memaksa masuk ke Gedung F yang menjadi tempat pertemuan perwakilan
perangkat dengan Pemkab Kebumen. Perwakilan pengunjuk rasa diterima oleh plt Asisten
I, Moh.Amirrudin, Asisten II setda, Tri Haryono dan Kepala Satpol PP, Agung
Pambudi di ruang rapat gedung F.
Suhardi juga mengecam perilaku
DPRD kebumen yang menjanjikan mengawal aspirasi perangkat desa namun nyatanya
tidak ada realisasinya.
Sementara, Ketua APDESI Kebumen,
Widodo Sunu Nugroho, menegaskan kedatangan perangkat desa dalam jumlah yang
lebih banyak menjadi bukti bahwa aspirasi yang sebelumnya dibawa ke DPRD
akhirnya disampaikan dalam pertemuan bersama para Assisten Setda Pemkab Kebumen.
“aspirasi perangkat desa
ini harus menjadi perhatian khusus pemkab kebumen untuk meningkatkan
kesejahteraan perangkat.” pinta Widodo.
Usai menyampaikan
tuntutannya, para perangkat desa dan kepala desa se Kab.Kebumen juga mengancam
akan memboikot pembayaran pajak bumi dan bangunan/pbb pada tahun depan.
Ancaman ini dilakukan
menyusul tuntutan mereka yang ingin mendapat penghasilan tetap/siltap setara
upah minimum kabupaten kebumen.
“tuntutan siltap sesuai UMK
merupakan harga mati, kami berjanji akan terus memperjuangkan sampai berhasil. Aspirasi
soal siltap ini merupakan aksi jangka panjang.” pungkasnya. (119/red).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar