KENDARI, suarakpk.com - Juru bicara sahabat Abdul Rahman Farisi (ARF) For Ali Mazi-Lukman Abunawas (AMAN), Sahrul menyebut Asrun kerap mengingkari janjinya saat menjajaki calon wakilnya dalam kontestasi pemilihan gubernur Sultra 2018 ini. "Sebelum berpasangan dengan Hugua, Asrun telah menjanjikan calon wakilnya adalah orang Muna, tapi semua dia ingkari," kata Sahrul, melalui siaran persnya, Ahad, 11 Februari 2018.
Dari beberapa sumber yang dihimpun, Sahrul mengungkapkan, Asrun saat mencalonkan diri sebagai calon walikota periode pertamanya 2016 silam menjanjilan sekretaris kota adalah orang Muna. Namun, ia (Asrun) setelah terpilih mengingkari janji tersebut dan mengambil sekretaris kota diluar orang yang telah dia janjikan. Selain itu, menjelang pencalonannnya sebagai calon gubernur Sultra, Asrun juga menjanjikan calon wakilnya juga orang Muna diantaranya, dr. L.M. Baharuddin, La Poli, Amirul Tamin. "Asrun ini tidak hanya ingkar terhadap janjinya, tapi membohongi dan menghina tokoh-tokoh yang telah dia janjikan," Sahrul menegaskan.
Oleh karena itu, pernyataan Umar Bonte yang menganggap janji Ali Mazi akan memberikan kepada orang Muna sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) provinsi Sultra hanya sebagai lelucon, kata mantan aktivis Makassar ini merupakan tuduhan yang tak berdasar. Sahrul menilai, Umar Bonte sengaja mengeluarkan pernyataan kontrovesial tidak lebih sekedar memanfaatkan momentum pilgub untuk kepentingan politik pribadinya. "Umar Bonte ini kan sudah tidak menarik untuk dibahas, namanya sudah temggelam. Makanya memanfaatkan momentum ini untuk terus eksis di publik. Dan saya harap masyarakat Sultra segera menjauhi politisi yang bermental cengeng dan pragmatis," ujar Sahrul.
Penting untuk diketahui, kata Sahrul, saat Ali Mazi menjadi gubernur Sultra periode 2003-2008, ia membagi jabatan secara adil dan merata. Ia memastikan jabatan-jabatan kepala dinas diduduki oleh perwakilan perwakilan seluruh etnis (suku) yang ada di Sultra, dan orang Muna sebanyak 13 orang menduduki jabatan kepala dinas. Pembagian jabatan ini menurut Sahrul bukan soal bagi-bagi kekuasaan melainkan menempatkan orang-orang yang kompoten dan memiliki integritas tinggi dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahannya. "Ali Mazi adalah pemimpin yany paripurnah. Saya mengingatkan kepada tim Asrun-Hugua bahwa langkah-langkah Umar Bonte ini tanpa mereka sadari sangat merugikan pasangan calon mereka sendiri," kata tokoh pemuda Muna Barat ini.
Mengapa langkah politik Umar Bonte ini merugikan pasangan Asrun-Hugua, Sahrul menjelaskan bahwa masyarakat khsususnya aktivis terpacu untuk mengukur keberhasilan Asrun selama menjadi wali kota Kendari selama 10 tahun. Sahrul menegaskan, Asrun selama menjabat wali kota 10 tahun tidak menunjukan keberhasilan membangun kota. Mantan jurnalis TEMPO ini mencotohkan, Asrun gagal menata ruang kota yang berbasis lingkungan, sistem drainase yang buruk sehingga kota Kendari menjadi langganan bencana banjir yang menyensarakan masyarakat. "Lalu apa yang harus dibanggakan dari Asrun?. Justru visi misi Asrun yang lebih layak disebut lelucon," kata Sahrul.
Sahrul menambahkan, masyarakat Sultra harus lebih cerdas dan berhati-hati atas janji dan visi misi Asrun-Hugua. Sebab, selama menjadi wali kota Kendari, dia (Asrun) terbukti gagal merealisasikan visi misinya termasuk janji kampanyeya. Jadi, Sahrul meminta agar masyarakat tidak mudah percaya terhadap ceramah atau pemaparan visi misi Asrun-Hugua saat melakukan sosialisasi di daerah-daerah. "Asrun ini doyan mengobral janji, tapi pada akhirnya mengecewakan dan menghianati amanah rakyat," tutup Sahrul. (Randy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar