SEMARANG,
suarakpk.com - Di awal masa tugas Presiden Joko Widodo telah memperingatkan
bahaya narkoba yang mengacam negeri dengan sebutan atau istilah “Darurat
Narkoba”. Narkoba adalah mesin pembunuh yang paling ampuh dalam merusak masa
depan anak bangsa. Penyelundupan narkoba adalah perang modern yang tidak
menggunakan pasukan dan senjata. Bahkan sindikat narkoba internasional
menjadikan orang Indonesia sebagai kurir untuk menghancurkan negerasi muda
bangsa. Dan tak dapat dipungkiri lagi, bahwa saat ini Indonesia menjadi sasaran
peredaran gelap narkotika oleh sindikat internasional. Hal ini terlihat dari
peningkatan pengungkapan kasus penyelundupan narkoba oleh aparat penegak hukum.
Seperti tak ada ujung narkoba terus mengalir masuk ke Indonesia. Peredaranya
tidak hanya menyasar masyarakat yang ada di perkotaan, tetapi sudah merambah
sampai pelosok negeri.
Kepala BNN, Komjen Budi Waseso dalam berbagai kesempatan mengatakan bahwa peredaran gelap narkoba tidak melulu masalah bisnis, tapi ditengarai ada upaya yang sistematis untuk merusak dan menghancurkan generasi muda bangsa Indonesia. Inilah yang perlu di waspadai oleh semua elemen bangsa ini.
Ketua DPW GIAN
(Gerakan Indonesia Anti Narkoba) Jawa Tengah, R.Edy Yulianto,Skom.,SE melalui
tulisan Whats App (WA) berharap NKRI dengan melalui GIAN dan Amartha foundation
selalu diberikan Kejujuran, kesabaran dan kemuliaan oleh Allah SWT untuk
berperan serta membangun Akhlak, membangun Ekonomi Keluarga Gian dan membantu
masyarakat yang kurang berdaya serta selamatkan generasi Muda Indonesia bersih
bersih narkoba.
“GIAN bukanlah
partai politik atau LSM, tapi GIAN adalah sebuah yayasan yang dibangun dan
dicetuskan serya didukung oleh para begawan yang Amanah melalui Amartha
Foundation. Mari kita Bangun kebersamaan kekeluargaan mengesampingkan
perbedaan.” jelas Edy kepada suarakpk.com.
Sementara, RM.Budhi
Priono yang merupakan Purnawirawan Kopasus berpangkat Kolonel mengharapkan dengan
kehadiran GIAN di Jawa Tengah bisa berperan serta dalam mengawasi dan menekan peredaran
serta penyalahgunaan narkotika di Jateng.
“harapan saya kita
semua bisa berperan serta dalam mengawasi peredaran narkotika di Jateng.” harap
Budhi.
Selain itu, Budhi
juga mengajakan semua masyarakat di Jawa Tengah untuk melakukan pengawasan
tidak saja kepada Bandar, Pengedar, Kurir dan pemakai, tetapi pengawasan juga
kepada oknum-oknum aparat yang juga ikut bermain api. Harapannya DPW GIAN Jawa
Tengah memiliki kemampuan dan kiat-kiat untuk memberikan sumbang sih pemikiran
untuk dapat membantu Pemerintah secara nyata.
“Khusus anggota
GIAN yang menjabat di bidang Intelijen agar mencatat setiap kejadian atau kasus
narkotika yang terjadi di Jawa Tengah. Catatan tersebut sebagai data dan fakta
yang nanti kita analisis. Selanjutnya para pejabat Intelijen akan kita tatar, tentang
tata cara membuat produk-produk Intelijen, mulai Laporan Harian Khusus -
Current Affair dan seterusnya.” ungkapnya.
Di sisi lain, Wakil Ketua DPW GIAN Jawa Tengah, Imam Supaat menjelaskan berdasarkan data laporan akhir tahun BNN, diperkirakan,
sebanyak 12.044 orang per tahun mengkonsumsi narkoba dalam dosis berlebih,
lebih dari satu jenis narkoba secara bersamaan, dan menggunakan narkoba setelah
lama berhenti. Tercatat 33 orang per hari meninggal akibat dampak penyalahgunaan
narkotika.
“Penyalahgunaan
narkotika berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, pekerja, hingga
pengangguran. Pelajar penyalahguna narkotika tercatat sebanyak 27,32 persen,
sementara jumlah pekerja yang memakai narkotika sebanyak 50,34 persen, dan
22,34 persen adalah pemakai narkotika dari kalangan yang tidak bekerja atau
pengangguran.” kata Imam.
Lebih lanjut
Imam mengungkapkan masih berdasarkan data dari BNN, bahwa estimasi kebutuhan
narkotika ilegal di Indonesia untuk narkotika jenis ganja 158 juta gram, Sabu 219
juta gram dan Ekstasi 14 juta butir. Inilah kemudian yang menjadikan Indonesia
sebagai pasar potensial peredaran gelap narkotika.
"Dari data tersebut diatas, tak heran bila Indonesia menjadi sasaran empuk bagi
pengedar narkotika sindikat internasional untuk memproduksi narkotika dalam
jumlah yang besar untuk dijual di Indonesia." pungkasnya. (001/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar