Surabaya, suarakpk.com - Nama Mbah Anis kelahiran kaliasin Surabaya pada tahun 1930 an terus mengais rejeki demi menyambung hidupnya, hidup dari kolong jembatan ke jembatan lainnya dia jalani dimasa tuanya. Hidup seakan tiada harganya di mata masyarakat umum, apalagi di mata pemerintah. Mungkin bila ada kata yang bisa di ungkapkan hanya satau kalimat untuk warga masyarakat Kota Surabaya, khususnya Walikota Surabaya yang selalu dipublikasikan sosok yang peduli pada masyarakat, jangankan masyarakat, pada pejuang kemerdekaanpun mungkin tidak pernah terpikirkan bagaimana membantu ganti keringat dan tetesan darah mereka.
Jas Merah, mungkin itu kata yang tepat diungkapkan dalam hati para pejuang.
Mbah Anis menceritakan bahwa dirinya merupakan salah satu pemuda yang ikut dalm organisasi (IPI) Ikatan Pemuda Indonesia, dan pasukan tentara pelajar (tentara pelajar) di Surabaya.
Di bawah komandan mayor Isman, mbah anis mengikuti pertempuran melawan tentara jepang dan belanda di kota Surabaya, selain itu, mbah anis pada tahun 1950 di tarik ke jakarta untuk mengikuti pendaftaran resimen pasukan angkatan darat/RPKD, setelah lulus dalam seleksi mbah Anis diangkatan diberikan pangkat Serda DEVISI III, di bawah komando Sarwo Edi.
Mbah Anis dengan semangatnya yang gagah berani terus mengikuti pertempuran seperti merebut irianjaya, penyerbuan 10 november, penurunan bendera Belanda di hotel Majapahit Kota Surabaya.
Dikisahkan pada tahun 1955/1965 Mbah anis ikut dalam penumpasan gerombolan komunis/PKI, pada tahun 1970 Presiden RI Soekarno kembali kepada sang khaliQ, kekuasaan pemerintah di bawah kendali Presiden Soeharto.
Pergantian Presiden pada tahun 1970 an tersebut juga menjadi awal pergantian nama KESATUAN dari RPKD menjadi KESATUAN KOPASUS.
Setelah mengalami perubahan dalam pemerintahan Mbah Anis memutuskan kembali ke Surabaya.
Lelaki yang sudah berusia lebih dari 95 tahun ini, mbah anis menjalani hidup yang sangat sederhana, hidup yang selalu berpindah pindah dari kolong jembatan Sidoarjo, pada saat ditemui suarakpk.com, Mbah Anis sedang tidur di trotoar jalan Sidoarjo arah Surabaya. Kepada suarakpk.com, Mbah Anis banyak memberikan nasehat nilai-nilai nasionalis untuk pengabdian pada negara, dirinya berpesan, jadilah Pejuang sejati dalam memperjuangkan negara dan rakyat, biarpun pemerintah atau orang merendahkan martabat, di hadapan Allah SWT kita di muliakan, tetaplah berjuang, berbuatlah kebaikan untuk sesama. (suja)